Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan tekanan inflasi akan terus mengalami peningkatan ke depan.
Hingga akhir 2022, inflasi diperkirakan akan mendekati level 5 persen. Sementara pada tahun depan, Perry mengatakan tingkat inflasi juga berisiko melebihi level 4 persen, seiring dengan ketidakpastian global yang masih sangat tinggi.
“Kami perkirakan inflasi tahun ini memang kemungkinan besar akan lebih tinggi dari batas atas 4 persen, bisa mendekati sekitar 5 persen akhir tahun ini. Untuk tahun depan juga ada risiko melebihi batas atas dari sasaran, yaitu di atas 4 persen,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (31/8/2022).
Sebagaimana diketahui, tingkat inflasi pada juli 2022 mencapai 4,94 persen secara tahunan, terutama didorong oleh inflasi pangan.
Inflasi pangan atau harga bergejolak (volatile food) pada periode tersebut tercatat mencapai 11,47 persen secara tahunan. Di sisi lain, inflasi harga yang diatur pemerintah juga tercatat tinggi, sebesar 6,51 persen secara tahunan.
“Kami melihat bahwa memang tanda-tanda inflasi yang terus meningkat,” jelasnya.
Baca Juga
Dalam hal ini, Perry mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah telah memberikan arahan untuk segera melakukan langkah pengendalian inflasi pangan, dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, kerja sama antardaerah, operasi pasar, hingga menggunakan anggaran darurat di pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi.
Dia menyampaikan, ekspektasi inflasi yang juga meningkat perlu direspons secara cepat, baik dari sisi Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah, fiskal, maupun dari sisi moneter.
Sebelumnya, survei Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hingga Juli 2022 tingkat inflasi 67 dari 90 kota di Indonesia telah melampaui target Bank Indonesia (BI), yakni 3 plus minus satu persen. Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan komoditas penyumbang andil inflasi terbesar yang sering muncul sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) di 67 kota adalah cabai merah, bawang merah, rokok kretek, ikan tongkol, dan angkutan udara.
"Sebagai rangkuman dari 67 kota yang dihitung BPS, penyumbang utamanya kurang lebih sama secara nasional, jadi persoalan cabai merah, bawang merah itu terdapat di semua wilayah," kata Margo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, pada Selasa (30/8/2022).