Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan telah bekerja sama dengan kampus, membuka peluang bagi para mahasiswa untuk masuk ke perusahaan pelat merah melalui program Kampus Merdeka.
Program ini diawali dengan magang di perusahaan-perusahaan BUMN, kemudian dilanjutkan dengan menjadi pegawai BUMN bagi mahasiswa terpilih dan lolos ujian seleksi.
“Magang di BUMN menurut kami tidak kalah seksi [dari Gojek, Bukalapak, dan Tokopedia]. Ini [BUMN] sudah kami transformasi, sudah berubah seperti startup,” kata pria yang akrab disapa Tiko dalam acara Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) di Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/8/2022).
Tiko mengatakan cakupan program Kampus Merdeka sangat luas. Program ini memberikan pengalaman dan ilmu kepada mahasiswa pada sektor tertentu.
Terkait program tersebut, fokus BUMN hanya pada sektor digital saja. Pada batch II 2021, kata Tiko, Kampus Merdeka mampu meningkatkan kemampuan sebanyak 3.291 mahasiswa. Jumlah tersebut meningkat 16,08 persen dibandingkan dengan batch I yang sebanyak 2.835 mahasiswa.
“Idealnya anak kuliah itu memang adalah magang. Sehingga ketika mereka lulus kuliah, mereka ada bayangan apa tugas dari misal, coder digital user experience, jadi program ini kami buka dan kami harapkan makin banyak yang magang di BUMN,” kata Tiko.
Baca Juga
Sebagai komitmen BUMN dalam menyiapkan talenta berdaya saing digital, kata Tiko, BUMN juga memiliki program inkubasi BRIBRAIN yang khusus untuk melakukan riset mengenai kecerdasan buatan (AI). Indonesia agak tertinggal di sektor ini. Diharapkan ke depan melalui program ini lahir engineer-engineer di bidang AI.
BUMN juga memiliki program inkubasi Indigo untuk talenta-talenta muda yang ingin mengenai perusahaan rintisan. Ada juga kompetisi untuk mengelola data atau kompetisi data science menggunakan machine learning yang digelar oleh BRI.
“AI ini adalah ilmu masa depan, karena dengan AI ini bisa untuk scoring di perbankan, menargetkan pelanggan, dan lain sebagainya,” kata Tiko.
Dari sisi kepemimpinan, kata Tiko, BUMN memiliki ambisi untuk meregenerasi. Jika dahulu usia direksi BUMN berada pada rentang usia 53-55 tahun. Pada 2023, diharapkan sudah ada 10% dari total direksi yang berusia di bawah 42 tahun.
Dengan cara ini maka antara kebijaksanaan dan inovasi diharapkan dapat seimbang. Direksi muda dapat menangkap kebutuhan dari generasi Z dan perkembangan teknologi yang terus berubah.
“Pada 2025 mungkin jumlah tersebut menjadi 20 persen,” kata Tiko.