Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wacana Harga BBM Naik, Luhut: Ini Bukan Perang Dunia Ketiga!

Luhut Pandjaitan mengakui kenaikan harga BBM berdampak pada penyesuaian harga pada kelompok barang dan jasa.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi dampak susulan akibat kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Luhut mengatakan pemerintah cenderung memilih untuk mengurangi subsidi BBM menyusul harga minyak mentah dunia yang diproyeksikan kembali menguat hingga akhir tahun ini.

Sebagai gantinya, Luhut menyatakan pemerintah bakal mengalokasikan anggaran subsidi BBM untuk sejumlah program lainnya terkait dengan upaya meredam inflasi domestik tahun ini.

Dia pun meminta pemerintah daerah mulai mensosialisasikan urgensi dari rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada paruh kedua tahun ini.

“Terkait kemungkinan kenaikkan harga BBM, saya minta gubernur, bupati, walikota, pangdam, dandrem dan seterusnya mensosialisasikan untuk memberikan dukungan, ini bukan seperti perang dunia ketiga ini memang dinamika yang dihadapi seluruh dunia,” kata Luhut saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (30/8/2022).

Pergeseran anggaran subsidi BBM untuk bantuan sosial (Bansos) diharapkan dapat menekan potensi naiknya inflasi inti, angkutan hingga volatile food pada paruh kedua tahun ini. Menurut Luhut, pemerintah sudah mengkaji dampak ikutan pada setiap simulasi kenaikkan harga Pertalite dan Solar sebesar Rp500 per liter.

Dia mengungkapkan biasanya kenaikan harga BBM akan diikuti dengan penyesuaian harga pada kelompok barang dan jasa terkait konstruksi, makanan dan minuman jadi, sembako, produksi hortikultura dan buah.

“Sekarang kita subsidi Rp502 triliun, kalau subsidi bisa kita kurangi kita alihkan pada kegiatan-kegiatan lain itu lebih bagus seperti saya di Bali sekarang ini semua bertahap kita lakukan untuk motor listrik, mobil listrik dan B40,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper