Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upayakan Perlindungan Konsumen dan Investor, Singapura Pertimbangkan Aturan Baru Aset Kripto

Singapura akan mengeluarkan aturan baru terkait tes kesesuaian pelanggan dan memangkas penggunaan leverage dan fasilitas kredit oleh investor ritel aset kripto.
Ilustrasi Bitcoin. Reuters
Ilustrasi Bitcoin. Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Moneter Singapura tengah mempertimbangkan cara untuk melindungi konsumen dalam bertransaksi dan berinvestasi cryptocurrency guna menekan risiko sektor ini yang sebagian besar masih belum diatur.

Dilansir Bloomberg pada Senin (29/8/2022), Managing Director Monetary Authority of Singapora (MAS) Ravi Menon mengatakan pihaknya akan mengeluarkan aturan baru terkait tes kesesuaian pelanggan dan memangkas penggunaan leverage dan fasilitas kredit oleh investor ritel untuk memperdagangkan aset kripto.

Ravi menguraikan pernyataan sebelumnya bahwa pihak berwenang berencana untuk memperluas aturan terkait aset kripto. MAS berencana untuk membuka sesi konsultasi publik mengenai rencana ini pada bulan Oktober.

“Melarang akses ritel ke cryptocurrency sepertinya tidak akan berhasil. Dunia cryptocurrency tidak memiliki batas. Ada dorongan yang lebih besar di antara regulator global untuk meningkatkan peraturan di bidang ini. MAS juga akan melakukannya,” ungkap Ravi dalam sambutan di depan 50 pelaku industri kripto, Senin (29/8).

Kurangnya pengawasan secara global telah menjadi fokus tajam selama beberapa bulan terakhir, dengan serangkaian perusahaan besar industri kripto yang ambruk memicu dan memperburuk kehancuran pasar bernilai US$2 triliun ini.

Pemerintah Singapura telah menaruh perhatian khusus terhadap industri kripto, mengingat beberapa entitas termasuk hedge fund Three Arrows Capital dan platform Vauld, Zipmex dan Hodlnaut, beroperasi di luar negeri.

Ravi menegaskan kembali sikap bahwa volatilitas cryptocurrency membuat mereka tidak cocok untuk digunakan sebagai uang dan “sangat berbahaya” bagi investor ritel.

Di sisi lain, ia mengatakan tokenisasi dan buku besar (ledger) yang didistribusikan, yang mencatat kepemilikan dan transfer kepemilikan aset digital, menawarkan potensi ekonomi.

MAS sudah mulai memperketat aturan investasi aset kripto awal tahun ini ketika mengharuskan penyedia aset virtual untuk memiliki izin di dalam negeri bahkan jika hanya melakukan bisnis di luar negeri.

Bank sentral semakin meningkatkan pengawasan terhadap sektor ini dalam beberapa pekan terakhir dengan mengirimkan kuesioner kepada beberapa perusahaan yang mengajukan dan pemegang lisensi pembayaran digital untuk mencari informasi yang sangat terperinci tentang aktivitas dan kepemilikan bisnis mereka.

Singapura mempelajari teknologi blockchain lebih awal dan menggembar-gemborkan ambisinya sebagai hub aset kripto. Kini Singapura mencoba untuk mencapai keseimbangan antara mendorong inovasi blockchain dan melindungi investor dari beberapa risiko berpartisipasi dalam pasar yang baru lahir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper