Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Ramal Industri Semikonduktor RI Terganggu Akibat Konflik China - Taiwan

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, kinerja industri semikonduktor di Tanah Air dinilai bisa melambat apabila ada konflik Laut China Selatan
Kepulauan Spratly di Laut China Selatan/Istimewa
Kepulauan Spratly di Laut China Selatan/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Industri semikonduktor diramal akan terganggu apabila konflik antara Taiwan dan China berlarut-larut. Perlu diketahui, Taiwan merupakan pemasok terbesar semikonduktor dunia.

Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, kinerja industri semikonduktor di Tanah Air dinilai bisa melambat apabila Laut China Selatan sebagai jalur logistik Taiwan-Indonesia terganggu oleh konflik.

"Kalau berlarut-larut pasti akan mengganggu. Sebab, perjalanan logistik dari Taiwan ke Indonesia melewati Laut China Selatan yang sedang dikepung konflik dengan China," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/8/2022).

Hal ini, dinilai berpotensi menjadi ancaman bagi industri pengguna semikonduktor sebagai bahan baku, terutama sektor elektronika. Kendatipun disebut ada juga dampaknya terhadap industri otomotif.

Suplai chain semikonduktor umumnya dari Taiwan, China, Korea Selatan, Jepang, dan lanjut ke AS. Dengan ketegangan dengan China, Taiwan dinilai bisa menggunakan jalur perdagangan langsung ke AS.

\"Yang aman itu jaluran Samudra Pasifik yang langsung ke Amerika Serikat,\" ujarnya.

Salah satu perusahaan semikonduktor terbesar milik Taiwan adalah Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) yang berdiri pada 1987 di Hsinchu Science Park, Taiwan.

Perusahaan tersebut memproduksi mikrocip untuk perangkat mobile, komputer berperforma tinggi, elektronik otomotif, dan internet of things (IoT).

Selain pasokan dari Taiwan, semikonduktor di Tanah Air diproduksi oleh perusahaan asal Jerman yang beroperasi di Batam, yaknk PT Infineon Technologies Batam.

Produsen semikonduktor yang fokus ke sektor otomotif tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 22 juta pcs per pekan, dan ditargetkan bertambah menjadi 65 juta per pekan dengan komitmen investasi Rp569,3 miliar.

Bahkan, pada 2023 perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas produksi menjadi 150 juta per pekan dengan total komitmen investasi senilai Rp1,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper