Bisnis.com, PEKANBARU - PT SPR Langgak, pengelola lapangan minyak WK Langgak Provinsi Riau mencatat produksi rata-rata harian telah menyentuh angka 555 bopd atau net oil shipment, dan diyakini sampai akhir tahun ini akan berhasil mencapai target 560 bopd.
Manajer Operasi Produksi SPR Langgak, Alfiandri mengatakan Lapangan Minyak Langgak ditemukan oleh operator sebelumnya yakni PT Chevron Pacific Indonesia yang saat itu bernama Caltex Pacific Indonesia pada 1975, dan mulai berproduksi diawal 1979.
“Sejak 2010, SPR Langgak resmi menjadi operator di Lapangan Minyak WK Langgak. Saat itu ada 28 sumur yang dialih kelolakan kepada SPR Langgak. 21 sumur aktif berproduksi sedangkan 7 sumur lainnya sudah P&A atau ditutup permanen oleh Chevron. Sejak beralih operator, SPR Langgak hingga 2014 sudah melakukan pengeboran 5 sumur pengembangan Lapangan WK Langgak." ujarnya kepada tim Jelajah Migas Riau, Sabtu (13/8/2022).
Dia memaparkan sejak dibuka, produksi lapangan minyak WK Langgak memang mengalami naik turunnya, pada 1989 misalnya angka produksi pernah menyentuh posisi 2.700 bopd.
Menurutnya angka produksi migas di lapangan ini rawan mengalami penurunan karena posisinya yang terletak di pinggir cekungan Sumatra, dimana cadangan minyak lapangan Langgak original oil in place (OOIP) sebesar 51.94 MMSTB, dan hingga saat lapangan Langgak sudah berproduksi 14.86 MM barel dengan Recovery Factor (RF) sebesar 28,60 persen.
Dari catatan perusahaan, angka produksi Blok Langgak mengalami penurunan alami sebesar 21 persen pertahun, sehingga jika tidak dilakukan perawatan sumur di Lapangan Langgak yang rata-rata merupakan sumur–sumur yang sudah tua tersebut, akan menyebabkan angka produksi terus anjlok.
“Pada saat serah terima dari operator lama, pada April 2010 lalu, angka produksi Lapangan Minyak Langgak di posisi 360 bopd. Setelah kami pegang penuh dan melakukan pengeboran 5 sumur pengembangan, angka produksi kami pernah mencapai 700 bopd. Kini kami berupaya menjaga penurunan alami tahunan agar tidak sebesar dulu dan sekarang sekitar 7 persen pertahun," ujarnya.
Sejumlah upaya yang dilakukan perseroan untuk menjaga produktivitas di sumur tua tersebut diantaranya adalah melakukan semen ulang (squeze cementing) di beberapa sumur yang sudah mengalami water coning, dimana produksi air 100 persen, dan melakukan perporasi pada zona produksi bagian atas, sehingga angka produksi Lapangan Langgak dapat meningkat.
Selain itu untuk meningkatkan perolehan produksi, SPR Langgak saat ini juga menerapkan Teknologi Electrical Stimulation Oil Recovery (ESOR).