Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mampu mencatat penurunan realisasi rugi pada kuartal I/2022 dengan menurunkan beban usaha hingga 25 persen.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pada kuartal I/2022 emiten GIAA secara grup mencatatkan penurunan realisasi rugi hingga US$224,14 juta. Angka ini menyusut sebesar 42 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar US$385,36 juta.
"Capaian tersebut berhasil diraih dengan adanya penurunan beban usaha maskapai pada awal 2022," ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (13/8/2022).
Dia menjelaskan beban usaha pada kuartal I/2022 tercatat sebesar US$526,34juta. Pembukuan beban usaha tersebut lebih rendah 25 persen dari catatan beban usaha tahun lalu sebesar US$702,17juta.
Irfan menambahkan penurunan beban usaha tersebut terimplementasikan pada sejumlah lini beban seperti biaya operasional penerbangan, pemeliharaan-perbaikan, umum-administrasi, beban bandara, pelayanan penumpang, operasional hotel, transportasi dan jaringan.
Adapun, Garuda juga berhasil mencatatkan pertumbuhan frekuensi penerbangan hingga 32 persen pada Agustus 2022.
Baca Juga
Irfan menuturkan maskapai secara bertahap melakukan penambahan frekuensi penerbangan khususnya pada rute-rute penerbangan dengan kinerja positif.
"Hingga periode Agustus 2022 ini, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan frekuensi sebesar 32 persen dibandingkan periode Juni 2022," katanya.
Dia menuturkan Garuda Indonesia mencatatkan rata-rata frekuensi penerbangan sebesar 850 penerbangan. Penambahan frekuensi penerbangan menjadi salah satu langkah strategis yang dilakukan untuk mencapai pertumbuhan kinerja yang positif.