Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan luar biasa harga batu bara kemungkinan akan berlangsung selama bertahun-tahun yang disebabkan oleh rencana Eropa untuk melepaskan diri dari bahan bakar Rusia.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (10/8/2022), larangan impor batu bara dari Rusia akan mendukung pasar dengan dua cara yang berbeda di mana keduanya akan tetap menjaga harga kargo laut meningkat dalam waktu dekat, menurut analis Fitch Solutions.
Larangan impor dari Uni Eropa yang akan dimulai pada bulan ini akan meningkatkan permintaan dari berbagai negara seperti Indonesia dan Australia.
Sementara itu, rencana untuk menggantikan impor gas dengan pengapalan liquefied natural gas (LNG) akan menguras jatah bahan bakar untuk negara lain sehingga memaksa mereka menggunakan lebih banyak batu bara.
Fitch “secara substansial” menaikkan perkiraan harga batu bara termal Asia untuk tahun ini dan seterusnya. Mereka memperkirakan bahan bakar yang dimuat di pelabuhan Newcastle Australia rata-rata US$320 per ton tahun ini dan US$246 per ton rata-rata dari 2022 hingga 2026, naik dari perkiraan sebelumnya masing-masing US$230 dan US$159.
Harga batu bara Asia mencapai rekor awal tahun ini setelah invasi Rusia ke Ukraina memperburuk pasar yang sudah ketat. Perusahaan tambang berjuang untuk memenuhi lonjakan permintaan seiring dengan upaya mengamankan bahan bakar.
Pergeseran kurva ke depan di pasar berjangka batu bara juga menunjukkan bahwa harga tinggi akan bertahan. Kontrak Desember 2026 untuk batu bara Newcastle dihargai US$233,15 per ton, naik dari US$111,15 pada awal tahun ini dan US$80,80 pada awal 2021.