Bisnis.com, JAKARTA – Kapasitas produksi bahan baku rayon di industri tekstil Tanah Air diproyeksi meningkat tahun ini seiring dengan masuknya investasi dengan nilai lebih dari Rp8 triliun pada semester I/2022.
Ketua Umum Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan kapasitas produksi bahan baku rayon di Indonesia tahun ini meningkat dari 850.000 ton/tahun menjadi 1 juta/tahun.
"Akhir 2022 bisa sampai 1 juta ton/tahun karena ada investasi yang masuk. Pada 2025 atau 2026 naiknya bisa hingga 1,3 juta ton/tahun," kata Redma kepada Bisnis, Rabu (10/8/2022).
Redma menjelaskan penggunaan bahan baku rayon atau viscose bakal lebih agresif di industri tekstil. Terutama, dalam menggeser penggunaan kapas yang dinilai boros dalam mengonsumsi air di proses produksinya.
Menurut Redma, hampir semua produsen bakal menambah kapasitas produksi rayon mulai tahun ini hingga 2025.
Asia Pasific Rayon (APR), jelasnya, tahun ini bakal menambah kapasitas produksi bahan baku viscose sebanyak 150.000 ton/tahun sehingga total produksi menjadi 500.000 ton/tahun pada tahun ini.
Pada 2025, lanjutnya, APR diperkirakan menambah kapasitas produksi rayon sebanyak 300.000 ton/tahun. Dengan demikian, hingga 2025 raksasa produsen rayon global tersebut memiliki kapasitas produksi 800.000 ton/tahun.
Selain APR, PT Indho Barat Rayon dikatakan turut menambah kapasitas produksi tahun ini. Namun, perusahaan tersebut dikatakan hanya akan menambah kapasitas produksi di level moderat.
Yakni, di kisaran 10.000 - 20.000 ton/tahun dari total kapasitas produksi saat ini sebanyak 300.000 ton/tahun.
Apsyfi menginformasikan realisasi investasi ke sektor tekstil tahun 2022 berjalan mencapai Rp8 triliun, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk penambahan kapasitas di rayon dan polyester.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan produsen rayon kedua terbesar dunia dengan kapasitas produksi saat ini sebesar 850.000 ton/tahun.