Bisnis.com, JAKARTA — Dana Moneter Internasional (IMF), seperti juga Bank Dunia bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi ekonomi global tahun depan jauh dari menggembirakan.
IMF dalam laporan World Economic Outlook memprediksi ekonomi global akan semakin suram pada 2022. Itu terjadi lantaran munculnya berbagai risiko akibat inflasi global, pengetatan aturan Covid-19 hingga perang Rusia vs Ukraina.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global kemungkinan melambat menjadi 3,2 persen pada 2022. Proyeksi tersebut turun dari perkiraan IMF pada April sebesar 3,6 persen dan 4,4 persen pada Januari.
Sementara itu, kata ‘mengerikan’ untuk menggambarkan kondisi ekonomi global disampaikan Presiden Jokowi saat berbicara pada acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) 2022 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022).
Ulasan tentang bagaimana kondisi Indonesia di tengah ekonomi global yang makin suram menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Senin (8/8/2022):
1. BKPM Tebar Jala, Kejar Target Investasi Rp1.200 Triliun di 2022
Indonesia memasang target Investasi sebesar Rp1.200 triliun untuk tahun ini. Angka tersebut naik 33,3 persen dibandingkan dengan target investasi 2021 yang mencapai Rp900 triliun.
Investasi digenjot demi mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada 2022. Berdasarkan data BKPM, pada kuartal I/2022 terkumpul investasi senilai Rp282,4 triliun. Jika ditambahkan dengan realisasi investasi kuartal II/2022 sebesar Rp302,2 triliun, maka nilai investasi yang terkumpul menjadi Rp 584.6 triliun atau sekitar 48,7 persen dari target Rp1.200 triliun untuk keseluruhan 2022.
Kini, berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Januari-Juni 2022 tercatat mencapai 584,6 triliun dengan serapan tenaga kerja 693.537 secara langsung.
Untuk mencapai target yang sudah ditetapkan, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal harus “menyiangi” alang-alang masalah yang menjadi penghambat kelancaran investasi.
2. Ekonomi Dunia Mengerikan, Bagaimana Kondisi Indonesia?
Lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, hingga PBB pesismistis dengan pertumbuhan ekonomi ke depan. Peneropongan atas proyeksi ekonomi tidak lagi menghasilkan gambar yang buram, melainkan gelap. Bahkan, dalam bahasa Presiden Jokowi, kondisi ekonomi berada pada situasi mengerikan.
Bahkan, kata Jokowi, 320 juta orang di dunia sudah berada pada posisi menderita kelaparan akut dan sebagian orang sudah mulai kelaparan.
Informasi dari PBB, IMF, hingga Bank Dunia menggambarkan bahwa posisi pertumbuhan ekonomi di semua negara tidak hanya turun, melainkan anjlok.
Inggris, Rusia dan Singapura juga menjadi perhatian mengingat angka PDB Q2 mereka akan menjelaskan kinerja ekonomi yang terjadi di tengah ketidakpastian geopolitik dan inflasi yang melonjak.
3. Ketangguhan Saham Batu Bara Kala Penurunan Harga Emas Hitam
Harga batu bara terus mendingin. Acuan global, Newcastle masih mencatatkan penurunan untuk seluruh kontrak. Situasi tersebut bisa saja menjadi katalis negatif bagi emiten produsen komoditas emas hitam tersebut.
Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap mengatakan untuk semester II/2022 diperkirakan prospek pasokan batu bara tetap lebih ketat. Hal itu setelah pemerintah Eropa setuju untuk melarang batu bara Rusia mulai Agustus 2022 sebagai bagian sanksi baru terhadap negara tersebut.
Selain itu, Jepang juga mengambil langkah untuk menangguhkan perdagangan baru batu bara Rusia untuk end user Jepang. Dengan larangan ini, Jepang akan bergabung dengan AS dan Uni Eropa yang mengumumkan sanksi terhadap Rusia dari impor batu bara.
Melihat katalis tersebut, ditambah dengan fundamental dari masing-masing emiten, sejumlah saham emiten batu bara terpantau masih bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan Jumat (5/8/2022).
4. Krisis Global, Indonesia Ingatkan Adanya Ancaman Nontradisional
Indonesia mengajak negara-negara sahabat mewaspadai sejumlah ancaman nontradisional yang ada saat ini. Krisis energi dan krisis pangan menjadi dua hal yang tidak boleh dilupakan di tengah situasi tantangan keamanan saat ini. Sementara itu, konflik yang terjadi di satu kawasan bisa saja terjadi di kawasan lainnya.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam rangkaian kegiatan di Vietnama pada 4 dan 5 Agustus 2022.
Peringatan soal ancaman nontradisional disampaikan Menlu Retno dalam Asean Regional Forum (ARF) di Phnom Penh, 5 Agustus 2022.
Pertemuan ARF merupakan pertemuan terakhir dalam rangkaian pertemuan ASEAN Ministerial Meeting and Post Ministerial Conferences (AMM/PMC) yang berlangsung di Vietnam.
5. Masih Ramai IPO, Sektor Mana Layak Koleksi?
Aksi initial public offering (IPO) terus belanjut pada awal Agustus 2022. Setikdanya terdapat empat emiten baru yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai Senin (8/8/2022). Dari isi sektor, emiten baru didominasi oleh emiten manufaktur berskala kecil hingga menengah
Adapun empat emiten baru yang dimaksud adalah PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) dengan dana hasil IPO Rp1,03 triliun, PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk. (ELPI) Rp222 miliar, PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk. (KKES) Rp31,5 miliar, dan PT Estee Gold Feet Tbk. (EURO) Rp35 miliar.
Dengan demikian, total pencatatan saham perdana sepanjang tahun berjalan 2022 mencapai 38 emiten baru. Alhasil, total jumlah emiten menjadi 804 perusahaan. Meskipun emiten baru yang akan listing di dominasi manufaktur, namun ada juga ada juga emiten anyar dari sektor infrastruktur telekomunikasi, jasa terkait pertambangan, dan perkebunan sawit.