Perkuat Relasi Regional-Multilateral, Delegasi B20 Kunjungi Australia

Roadshow sosialisasi dan promosi Presidensi G20-B20 untuk meningkatkan kerjasama bilateral ekonomi, investasi serta bisnis kembali dilakukan
Foto: Dok. KADIN Indonesia
Foto: Dok. KADIN Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Roadshow dalam rangka sosialisasi dan promosi Presidensi G20-B20 serta meningkatkan kerjasama bilateral ekonomi, investasi serta bisnis kembali dilakukan delegasi B20 Indonesia dan KADIN Indonesia. Setelah kunjungan ke beberapa negara Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Singapura, Jepang, dan Korea Selatan, lawatan kini dilanjutkan ke Australia. 

Kunjungan selama 7 hari yang dimulai sejak 31 Juli hingga 6 Agustus 2022 ini dilangsungkan ke empat kota yakni Canberra, Sydney, Melbourne, dan Perth. Dalam lawatan ini, delegasi bertemu dengan perwakilan organisasi bisnis Australia, seperti Australian Chamber of Commerce and Industry (ACCI) dan Australia-Indonesia Business Council (AIBC). Delegasi juga mengunjungi Indonesia Trading House Australia (ITHA), dengan tujuan mempromosikan lebih luas berbagai produk UMKM Indonesia di Australia. 

Perkuat Relasi Regional-Multilateral, Delegasi B20 Kunjungi Australia

Selain itu, delegasi juga bertemu sejumlah perwakilan pemerintah Australia, seperti Department of the Prime Minister and Cabinet, Australian Capital Territory (ACT) Government Business Hub dan beberapa perusahaan seperti perusahaan audit KPMG, Sky Jade Corporation dan perusahaan aplikasi digital TAPP. 

Salah satu agenda utama dan penting dalam lawatan ke Australia ini adalah pertemuan B20 Global Dialogue di Sydney yang difasilitasi pemerintah negara bagian New South Wales. Selain untuk melakukan sosialisasi atas policy paper recommendation B20, dialog juga bertujuan menggalang dukungan dari Australia sebagai salah satu anggota G20, khususnya dari komunitas bisnis. 

Presidensi B20 Indonesia meminta dukungan, advokasi dan monitoring dari komunitas bisnis Australia terkait implementasi konkret rekomendasi yang disusun Task Force dan Action Council B20 Indonesia. Khususnya untuk melakukan elaborasi solusi tepat guna yang berkontribusi pada resilient global supply chain dan mendorong pembiayaan green transition untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), dengan fokus pada hasil kerja Energy-Sustainability and Climate Task Force serta Trade and Investment Task Force. 

Australia telah menyatakan komitmen untuk mendorong climate change mitigation serta percepatan pembangunan infrastruktur kesehatan Indonesia, yaitu melalui pendanaan sebesar US$ 200 juta dolar bagi pengembangan infrastruktur terkait. Komitmen yang dipertegas Perdana Menteri Australia dalam kunjungan ke Indonesia pada Mei lalu ini disambut baik Presiden Jokowi dengan membuka peluang bagi perusahaan Australia. 

Di antaranya dengan investasi sebesar US$ 10 miliar dolar melalui Fortescue Metals Group dalam pengembangan hydropower dan geothermal serta Sun Cable sebesar US$ 1,5 miliar di sektor energi. Untuk sektor kesehatan, Australia juga menyatakan komitmen mengalokasikan dana investasi sebesar US$ 1 miliar dolar sebagai langkah preventif atas pandemi di masa depan, termasuk dengan dukungan supply ketersediaan 8,4 miliar vaksin di tahun 2022. 

Terkait dengan komitmen investasi dari Australia, KADIN Indonesia yang menaungi pelaku bisnis dan swasta akan terus memfasilitasi serta menjalin kolaborasi dengan komunitas pebisnis Australia dalam berinvestasi di pasar Indonesia yang terus tumbuh dan berkembang. Untuk memanfaatkan kekuatan kolaborasi dan inovasi, pemerintah Indonesia telah bertransformasi menjalankan Kemitraan Swasta-Publik dengan sangat erat demi kemajuan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

“Komitmen pemerintah Australia ini membuktikan kolaborasi erat antara dua negara, sekaligus wujud kerjasama strategis antar sektor bisnis. Kerjasama ini akan semakin diperkuat dengan Presidensi B20 melalui policy paper recommendation, khususnya yang dihasilkan Trade and Investment Task Force untuk meningkatkan perdagangan global yang terbuka, adil dan efisien melalui reformasi World Trade Organization. Rekomendasi dari Energy, Sustainability, and Climate Task Force untuk mempercepat transisi energi dan memastikan affordable energy yang inklusif di negara maju dan berkembang,’ ujar Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani. 

Shinta juga meyakini, rekomendasi dari Finance and Infrastructure Task Force dapat memperbaiki akses pendanaan untuk infrastruktur hijau, dekarbonisasi dan akselerasi infrastruktur digital sekaligus mewujudkan sistem keuangan global yang lebih inklusif. 

Peningkatan Kerjasama Melalui Kerangka IA-CEPA

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan kunjungan maraton ke beberapa negara bagian Australia membawa sejumlah agenda prioritas yang selaras dengan agenda Presidensi B20-G20 Indonesia. Di antaranya, pembenahan arsitektur kesehatan, transisi energi dan inklusi ekonomi melalui komitmen penandatanganan MoU di bidang bisnis, serta pendidikan dan pembangunan berkelanjutan sebagai realisasi kerangka kerjasama Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang menjadi strategic tools untuk memperkuat kemitraan ekonomi dan bisnis kedua negara. 

“KADIN Indonesia ingin memperkuat hubungan bisnis serta peluang kemitraan ekonomi dengan pemerintah dan komunitas bisnis Australia. Indonesia telah melakukan banyak terobosan, di antaranya melalui reformasi kebijakan yang mendukung iklim investasi untuk memudahkan para investor. Apalagi, mengingat Indonesia dan Australia telah memiliki kerangka kerjasama IA-CEPA yang akan mampu meningkatkan investasi dan perdagangan melalui berbagai sektor. Mulai dari kesehatan, makanan, pendidikan, perdagangan barang-jasa, digital, hingga energi," tambah Arsjad. 

Arsjad optimistis, lawatan ke Australia ini dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi kedua negara, mengingat Perjanjian IA-CEPA akan mempermudah aktivitas investasi, perlindungan dan fasilitas bagi investor kedua negara. Indonesia sendiri menduduki peringkat 12 sebagai negara tujuan investasi Australia. Terbentuknya IA-CEPA diharapkan mampu menjadi dorongan bagi Indonesia untuk melesat masuk ke top 10 negara tujuan investasi Australia. 

Legacy B20 Indonesia Untuk Pemulihan Ekonomi Global

Kesuksesan Presidensi B20 Indonesia, kata Shinta, memerlukan dukungan dan kolaborasi semua pemimpin G20 serta sektor bisnis. Legacy yang dihasilkan B20 Indonesia diyakini akan menjadi terobosan yang menyumbang percepatan pencapaian agenda G20 jika disertai dukungan komitmen negara-negara G20. 

Pertama, The Carbon Center of Excellence sebagai pusat pengetahuan dan pusat berbagi best practices. Kedua, B20 Wiki, platform yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UMKM agar mampu bersaing masuk rantai pasokan global. Ketiga, melalui inisiasi Tri Hita Karana Global Blended Finance Alliance. Keempat, platform One Global Women Empowerment, sebagai platform akselerasi pemberdayaan perempuan. Kelima, sistem monitoring kesehatan dunia dan keenam, Global One-Shot campaign. 

“Kami berharap komunitas bisnis Australia bersedia hadir di B20 Indonesia Summit bulan November mendatang, berpartisipasi melalui B20 Connect-initiatives yang akan melakukan fasilitasi networking dan identifikasi peluang bisnis melalui business-matching perdagangan dan investasi. Sektor bisnis memiliki kesempatan menampilan proyek dan produk, sekaligus bertemu investor potensial,” tambah Shinta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper