Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta Pulih! Kembali ke Level sebelum Pandemi

Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta sudah sekitar 82,5 persen dari kondisi 2019 sebelum ada pandemi Covid-19.
Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta sudah sekitar 82,5 persen dari kondisi 2019 sebelum ada pandemi Covid-19. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta sudah sekitar 82,5 persen dari kondisi 2019 sebelum ada pandemi Covid-19. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (persero) atau AP II menyampaikan rasio pemulihan atau recovery rate lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 82,5 persen.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan kondisi lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta ini juga dapat menggambarkan kondisi lalu lintas penerbangan nasional.

"Artinya lalu lintas penerbangan sudah sekitar 82,5 persen dari kondisi 2019 saat belum ada pandemi. Kami akan menjaga dan mendorong rasio pemulihan ini sehingga dapat berdampak kepada pemulihan sektor penerbangan secara nasional,” ujarnya, Senin (1/8/2022).

Apabila dilihat dari jumlah pergerakan penumpang, sepanjang Januari - Juni 2022 tercatat penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 18,15 juta orang atau naik hampir 100 persen dibandingkan dengan Januari - Juni 2021 sebanyak 9,10 juta orang.

Dari data pergerakan penumpang juga dapat diketahui bahwa sektor pariwisata nasional tengah kembali bergeliat.

Pada Semester I/2022, rute penerbangan terfavorit di Bandara Soekarno-Hatta adalah dari dan ke Denpasar, Bali, dengan jumlah penumpang mencapai 1,92 juta orang.

Bali menjadi rute paling favorit, sejalan dengan pemulihan pariwisata termasuk dibukanya kembali Bali untuk kunjungan wisatawan mancanegara dari seluruh negara.

"Kami juga melihat bahwa pelaku perjalanan ingin mengambil kembali kesempatan berlibur setelah sekitar 2 tahun tidak berwisata karena pandemi,”jelasnya.

Setelah Bali, rute penerbangan tervaforit kedua adalah Medan dengan 1,65 juta penumpang, lalu Surabaya dengan 1,25 juta penumpang, Ujung Pandang dengan 1,21 juta penumpang dan Pontianak dengan 847.000 penumpang.

Sementara untuk rute internasional yang menjadi terfavorit adalah Singapura dengan 543.821 penumpang, Jeddah (Arab Saudi) dengan 272.652 penumpang, Kuala Lumpur (Malaysia) dengan 241.095 penumpang, Doha (Qatar) dengan 187.064 penumpang dan Dubai (UEA) dengan 176.899 penumpang.

Penerbangan internasional di tengah pandemi sebagian besar untuk perjalanan penting seperti repatriasi dan lain sebagainya. Pada semester I/2022, negara-negara mulai membuka destinasi internasional dan ini turut mendorong peningkatan penumpang internasional.

Awaluddin pun memaparkan sejumlah langkah untuk mengakselerasi pemulihan penerbangan, antara lain mendukung penumpang pesawat untuk mudah memenuhi persyaratan penerbangan dengan menghadirkan sentra vaksinasi Covid-19 dan Airport Health Center sebagai alternatif lokasi tes Covid-19 di seluruh bandara yang dikelola perseroan.

Selain itu, satu yang penting adalah AP II dan stakeholder mampu memberikan rasa aman dan rasa nyaman di bandara kepada penumpang pesawat, melalui penyesuaian layanan dan fasilitas di tengah pandemi.

"Kami juga melakukan penyesuaian operasional di seluruh bandara yang kami kelola, seperti kembali membuka Terminal 1 dan mengoperasikan Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta,” tekannya.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta agar tren positif peningkatan permintaan penerbangan dapat dijaga di tengah sejumlah tantangan yang harus dihadapi industri penerbangan.

Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto memaparkan pada 2022 ini, perkembangan transportasi udara sudah menunjukkan tren positif seiring peningkatan jumlah penumpang pesawat domestik maupun internasional.

Novie memaparkan ketika Indonesia berada dalam fase Covid -19, angka itu melandai pada April-Mei lalu yang bertepatan dengan libur panjang Idul Fitri 2022/1443H, Airnav Indonesia mencatat jumlah pergerakan pesawat selama periode mudik Lebaran 2022 sekitar 58.000 penerbangan. Jumlah tersebut meningkat signifikan sebesar 252 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kondisi ini, sebutnya, merupakan momentum yang menjadi stimulus positif dan titik balik bagi kebangkitan industri penerbangan di Indonesia yang selama 2 tahun terdampak pandemi Covid-19, sekaligus menjadi trigger bagi kebangkitan ekonomi Indonesia.

Momentum tersebut harus dapat dijaga agar tetap berkelanjutan walaupun saat ini kita kembali dihadapkan dengan kenaikan harga minyak dunia yang menyebabkan harga avtur naik.

Kemudian diperparah dengan melemahnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan harga suku cadang pesawat dan biaya operasi meningkat. Tentunya hal tersebut juga bisa berdampak kepada penyesuaian Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) layanan penerbangan.

"Oleh karena itu, kami mengimbau kepada maskapai penerbangan untuk mengoptimalkan slot time penerbangan, serta mengaktifkan kembali rute-rute domestik yang sempat tidak beroperasi sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk terus bertahan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper