Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Ungkap Dampak Resesi AS ke Ekonomi Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap dampak resesi di Amerika Serikat (AS) terhadap ekonomi Indonesia.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen di agenda pertemuan bilateran Indonesia-AS di sela-sela Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali (16/7/2022)/Antara
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen di agenda pertemuan bilateran Indonesia-AS di sela-sela Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali (16/7/2022)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa resesi yang terjadi di Amerika Serikat akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, di antaranya karena hubungan dagang kedua negara cukup kuat.

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam paparannya di acara Dies Natalis VII PKN STAN, Jumat (29/7/2022).

Sri Mulyani memaparkan bahwa kondisi perekonomian global saat ini sedang sulit. Negara adikuasa Amerika Serikat saja mencatatkan inflasi 9,1 persen, yang tertinggi sejak 1981.

Pertumbuhan ekonomi Amerika pun minus 0,9 persen pada kuartal II/2022. Hal tersebut meneguhkan kondisi resesi di sana, karena melanjutkan pertumbuhan negatif 1,6 persen pada kuartal I/2022.

Sri Mulyani menilai bahwa kondisi resesi Amerika Serikat dan gonjang-ganjing global menjadi tekanan besar bagi Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya penguatan ekonomi di dalam negeri.

"Amerika Serikat, China, Eropa adalah negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah maka permintaan terhadap ekspor turun dan harga komoditas juga turun," ujar Sri Mulyani pada Jumat (29/7/2022).

Kenaikan inflasi di banyak negara menjadi tekanan yang sangat besar terhadap perekonomian global. Sejumlah lembaga pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk International Monetary Fund (IMF).

Selain Amerika, Inggris mencatatkan inflasi 9,4 persen pda Juni 2022. Jerman mencatatkan inflasi 7,6 persen, sementara itu zona Eropa mencatatkan inflasi 8,6 persen.

"Anda bertanya apa hubungannya inflasi di Amerika, Eropa, Inggris dengan Indonesia? Banyak hubungannya," ujar Sri Mulyani.

Sejumlah negara telah melakukan pengetatan kebijakan moneter untuk mengatasi lonjakan inflasi. Hal tersebut perlu diwaspadai Indonesia, meskipun laju inflasi di dalam negeri masih relatif terkendali dan suku bunga tetap terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper