Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Schneider Electric Targetkan 100 Persen Gunakan Energi Terbarukan Pada 2025

penggunaan energi dari rooftop solar Schneider menggunakan Sistem On-Grid karena paling hemat biaya untuk menginstal energi panel surya dibanding dengan Sistem.
Schneider Electric/Istimewa
Schneider Electric/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Schneider Indonesia atau Schneider Electric, perusahaan yang mengkhususkan diri dalam otomatisasi digital dan manajemen energi menargetkan netralitas karbon pada 2025 dengan pemanfaatan 100 persen energi terbarukan sebagai sumber energi listrik perusahaannya. Saat ini, lebih dari 20 dari konsumsi energi bulanan di pabrik Schneider dihasilkan dari tenaga surya (rooftop).

Plant Director Schneider Electric Cikarang, Joko Sutopo menuturkan dengan pabrik Cikarang saat ini telah dapat menjual kelebihan energi listrik yang dihasilkan dari panel surya ke pihak produsen listrik kawasan East Jakarta Industrial Park.

“Dengan penggunaan energi ini meningkatkan efisiensi energi hingga 15 persen karena dengan pembangkit tersebut menghasilkan hingga 228MWh per tahun dan telah mengurangi emisi karbon hingga 181 ton CO2 per tahun,” ujar Joko di Pabrik Schneider Electrik yang terletak di kawasan East Jakarta Industrial Park Cikarang, Kamis (28/7/2022).

Dia mengatakan, pabrik dengan 800 karyawan tersebut sejatinya bisa menggunakan energi terbarukan sebesar 40 persen lebih dari tenaga surya. Namun, pihaknya sudah terlebih dulu berkomitmen kepada penyedia listrik pabriknya, yakni Cikarang Listrik.

“Kalau lebih banyak tidak boleh, maksimal 20 persen. Ketika saya negosiasi pake ini [tenaga surya] susah karena surplus listrik. Dia [penyedia] telah membangun power plant terus kita membangun kayak gini, nanti tidak beli sama dia, kan. Makanya maksimal 20 persen. Takutnya semua orang pake,” ungkap Joko.

Lebih lanjut, dia menjelaskan penggunaan energi dari rooftop solar Schneider menggunakan Sistem On-Grid karena paling hemat biaya untuk menginstal energi panel surya dibanding dengan Sistem Off-Grid, namun sistem ini tidak memberikan daya cadangan selama pemadaman jaringan atau baterai.

“Tapi kalau Off-Grid tidak bisa jualan listrik, karena ketika listrik muntah di baterai sudah berhenti. Sudah begitu mahal kalau baterai. Sudah begitu ada recycle-nya, kan,” ujar Joko.

Selain itu, sejak 2017 atau awal berdirinya pabrik Schneider Electric di Cikarang juga telah melakukan digitalisasi melalui penerapan teknologi digital dan otomasi dengan solusi EcoStruxure untuk produktivitas dan efisiensi operasionalnya.

Sebagai pabrik Engineered-to-order Schneider Electric Cikarang adalah pabrik perakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai macam produk dari peralatan listrik bertegangan rendah hingga menengah. Selain di Cikarang, perusahaan asal Perancis tersebut juga memiliki 3 pabrik di Batam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper