Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan resmi melepas ekspor baja sebanyak 3.800 metrik ton ke Selandia Baru senilai US$4 juta pada Selasa (26/7/2022). Ekspor baja kali ini dilakukan PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) untuk pengiriman ke Dunedin Hospital di Selandia Baru.
Mendag Zulhas menyampaikan apresiasi terhadap capaian GGRP yang sudah melakukan ekspor bukan hanya ke Selandia Baru, tapi juga Australia, Malaysia, hingga Amerika Serikat.
“Saya apresiasi para pimpinan Gunung Raja Paksi dan jajarannya yang bekerja keras meningkatkan prduk baja indonesia bahkan saat pandemi jalan terus,” kata Mendag di acara pelepasan ekspor, Selasa (26/7/2022).
Komoditas yang tergolong dalam HS dua digit HS72 tersebut menjadi komoditas ketiga penyumbang ekspor tertinggi dengan nilai US$491,7 juta per Juni 2022. Meski menjadi ketiga tertinggi, besaran ekspor menurun 18,02 persen pada periode tersebut.
Zulhas turut mengingatkan para eksportir untuk bersyukur atas capaian ekspor Indonesia yang mencatatkan surplus meski diterjang pandemi Covid-19.
“Berbagai tantangan global seperti pandemi situasi geopolitik dipicu Ukraina-Rusia tapi kita membukukan neraca perdagangan positif bahkan surplus. Tentu banyak masalah di dalam negeri, tetapi kita harus jadi pandai bersyukur, justru di masa sulit, ekspor kita tertinggi,” ujarnya.
Zulhas memaparkan bahwa pada semester I/2022 neraca perdagangan berhasil mencatatkan surplus sebesar US$5,09 miliar dan menjadi tren surplus selama 26 bulan terakhir dan menjadi ekspor terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
“Surplus terus kita Alhamdulillah terdiri dari suprlus non migas US$7,23 miliar, memang di migas defisit US$2,14 miliar,” katanya.
Ekspor yang ditujukan untuk pembangunan rumah sakit di Selandia Baru mencapai 3.800 metrik ton dalam bentuk baja struktur dan plat dengan nilai transaksi US$4 juta.
Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng (Argo) berharap nilai dan jumlah tersebut diprediksi akan semakin meningkat.
“Ekspor sebanyak 3.800 metrik ton nilai US$4 juta dan akan terus berkembang pada pemesanan selanjutnya,” ujar Argo.
Argo bersama GGRP pun bersyukur bahwa dengan ekspor ini menandakan bahwa produk Indonesia telah diakui di tingkat internasional, terutama Selandia Baru yang identik dengan standar yang tinggi.
“Dalam hal ini produk ekspor ditujukan ke negara-negara seperti australia New Zealand, Kanada, Malaysia dan Amerika Serikat. Kami Bersyukur dan bangga produk baja Indonesia sudah diakui di pasar internasional tentu saja atas dukungan dan fasilitasi Kemendag,” ujarnya.
PT Gunung Raja Paksi Tbk. merupakan salah satu perusahaan baja swasta terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 2,2 juta ton per tahun dan perjalanan GRP setelah melewati 50 tahun bersama-sama berkembang dengan Indonesia merupakan bukti komitmen yang kuat terhadap pengembangan industri baja nasional.
Saat ini GGRP didukung dengan total karyawan sebanyak 5.000 orang dan sejak 2019 GGRP telah go public dan bertransformasi dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang profesional.