Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok CPO Indonesia Tembus 8,1 Juta Ton, Pemerintah Diminta Hati-hati

Pemerintah diminta waspada terkait stok crude palm oil (CPO) Indonesia pada Juli ini yang mencapai 8,1 juta ton karena akan berpengaruh pada harga komoditas tersebut.
Pekerja memuat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, di Petajen, Batanghari, Jambi, Jumat (11/12/2020). Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memperkirakan nilai ekspor kelapa sawit nasional tahun 2020 yang berada di tengah situasi pandemi Covid-19 tidak mengalami perbedaan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 20,5 miliar dolar AS atau dengan volume 29,11 juta ton. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Pekerja memuat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, di Petajen, Batanghari, Jambi, Jumat (11/12/2020). Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memperkirakan nilai ekspor kelapa sawit nasional tahun 2020 yang berada di tengah situasi pandemi Covid-19 tidak mengalami perbedaan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 20,5 miliar dolar AS atau dengan volume 29,11 juta ton. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diminta hati-hati terkait stok minyak sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia pada Juli ini yang mencapai 8,1 juta ton. Apabila, stok sebesar itu dilepas begitu saja akan berdampak terpukulnya harga CPO dunia.

Dilihat dari data Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) pada Senin (18/7/2022), hingga pukul 13.09 WIB menunjukkan harga CPO kontrak September 2022 menjadi 3.797 MYR per ton atau jatuh kurang lebih 7 persen dalam dua minggu terakhir.

Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi) Tungkot Sipayung mengatakan pemerintah harus mempercepat mandatori Biodiesel 30 persen (B30) atau B40. Bahkan jika perlu ke B75 secara parsial agar pasokan CPO tidak mengalir drastis ke pasar global.

“Ini semua harus dilakukan dalam menghadapi resesi dunia dan inflasi yang berlangsung saat ini. saat ini BBM mahal di dunia sedangkan CPO sangat murah,” ujar Tungkot dalam diskusi virtual bertema “Kondisi Perdagangan Kelapa Sawit Nusantara”, Kamis (21/7/2022).

Dia menilai stok CPO sebesar 8,1 juta tersebut tidak normal. Sebab, pada kondisi biasanya, stok minyak sawit Indonesia rata-rata 3 juta ton. Hal inilah yang membuat harga minyak sawit anjlok belakangan ini.

Menurut dia, stok CPO yang melimpah tersebut akibat dampak dari berubah-ubahnya kebijakan pemerintah terhadap industri minyak sawit, khususnya dalam rangka stabilisasi harga minyak goreng.

“Dengan banyaknya kebijakan pemerintah dalam enam bulan terakhir membuat stok minyak sawit Indonesia melimpah. Biasanya 3 juta ton sekarang pada Juli 8,1 juta ton. Ini yang membuat harga minyak sawit internasional turun,” ujar Tungkot.

Setelah relaksasi pungutan ekspor (PE) CPO yang Rp0, Tungkot menyarankan agar domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) dihapus. Hal tersebut dinilai memperlambat ekspor.

“Seharusnya DMO itu direlaksasi dalam dua bulan ini dan DPO jangan diberlakukan lagi, tidak ada gunanya,” tutur Tungkot.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper