Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Industri Kurang Baik, Pebisnis Tembakau Minta Perlindungan Dari Jokowi

Pemerintah diminta tidak melanjutkan rencana revisi regulasi pengendalian yang dinilai mengancam keberlangsungan industri pertembakauan.
Petani mengangkat tembakau yang telah dijemur di Desa Banyuresmi, Sukasari, Kabupaten Sumedang, Senin (20/6/2022). Bisnis/Rachman
Petani mengangkat tembakau yang telah dijemur di Desa Banyuresmi, Sukasari, Kabupaten Sumedang, Senin (20/6/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA- Pelaku industri pertembakauan meminta Presiden Joko Widodo menjamin dan melindungi seluruh ekosistem pertembakauan di tengah kondisi industri yang kurang baik.

Sekjen Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Hananto Wibisono mengatakan seluruh elemen di ekosistem pertembakauan berharap ada jaminan dari Jokowi melalui proses penyusunan kebijakan yang transparan dan partisipatif.

"Kami memohon kepada Presiden agar menjamin dan melindungi seluruh ekosistem pertembakauan melalui proses penyusunan kebijakan yang transparan dan partisipatif," ujarnya di Jakarta, Selasa (19/7/2022).

Pemerintah, lanjut Hananto, diminta tidak melanjutkan rencana revisi regulasi pengendalian yang dinilai mengancam keberlangsungan industri pertembakauan.

Rencana perubahan yang dimaksud, tambahnya, adalah revisi PP No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Tembakau Bagi Kesehatan.

Lebih lanjut, dia juga meminta pemerintah tidak mengambil langkah yang serta merta. Dalam hal ini langkah yang dimaksus adalah kenaikan cukai tinggi dan tidak terprediksi.

"Kami juga mendesak negara untuk adil melindungi seluruh elemen pertembakauan dari kelompok tertentu, terutama intervensi asing," sambungnya.

Mengutip data Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau , Makanan dan Minuman (FSP RTMM), jumlah pabrikan rokok tembakau tercatat mengalami penurunan cukup signifikan dalam kurun 10 tahun terakhir.

FSP RTMM mencatat jumlah pabrik yang berproduksi pada 2011 sebanyak 1.540 unit. Namun, tahun ini jumlah tersebut susut hingga hanya berjumlah 487 pabrik rokok.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper