Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Perdagangan, BI: Ini Perkuat Ekonomi Indonesia

Bank Indonesia memandang bahwa surplus neraca perdagangan tersebut telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menilai surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juni 2022 bisa memperkuat ekonnomi domestik dari ketidakpastian global.

Adapun surplus neraca perdagangan semester I/2022 US$24,89 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada semester I/2021 sebesar 11,84 miliar dolar AS.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2022 kembali mencatat surplus, yakni US$5,09 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar US$2,90 miliar dolar AS. Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.

Bank Indonesia memandang bahwa surplus neraca perdagangan tersebut telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional," seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (16/7/2022).

Adapun surplus neraca perdagangan Juni 2022 bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas.

Pada Juni 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas Indonesia tercatat US$7,23 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$,76 miliar.

Perkembangan tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor nonmigas dari 20,01 miliar dolar AS pada Mei 2022 menjadi 24,56 miliar dolar AS pada Juni 2022. 

Sementara itu, peningkatan kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO dan batu bara, serta sejumlah produk manufaktur, seperti kendaraan dan bagiannya dan alas kaki yang tercatat meningkat, didukung oleh harga global yang masih tinggi. 

Negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tercatat meningkat. Adapun impor nonmigas meningkat pada seluruh komponen, sejalan dengan terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.

Bank Indonesia mencatatkan defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat dari 1,86 miliar dolar AS pada Mei 2022 menjadi 2,14 miliar dolar AS pada Juni 2022, sejalan dengan kenaikan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper