Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Dagang RI Surplus US$5,09 Miliar, Ekonom Mandiri: Di Atas Perkiraan

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar US$5,09 miliar pada Juni 2022.
ILUSTRASI. Neraca Dagang RI Surplus US$5,09 Miliar, Ekonom Mandiri: Di Atas Perkiraan. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
ILUSTRASI. Neraca Dagang RI Surplus US$5,09 Miliar, Ekonom Mandiri: Di Atas Perkiraan. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar US$5,09 miliar pada Juni 2022. Angka ini jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yang tercatat mengalami surplus sebesar US$2,9 miliar pada Mei 2022.

Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Faisal Rachman menyampaikan angka realisasi tersebut ternyata di atas perkiraan pihaknya dan konsensus pasar. 

"Angka realisasi tersebut di atas perkiraan kami," kata Faisal dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/7/2022).

Sebelumnya, Faisal memperkirakan neraca dagang Indonesia bakal mengalami surplus sebesar US$3,34 miliar. Angka tersebut juga di atas perkiraan konsensus pasar yaitu US$3,48 miliar.

Berdasarkan catatan BPS, surplus neraca dagang pada Juni 2022 ditopang tiga komoditas, yaitu bahan bakar mineral [HS 27], lemak dan minyak hewan/nabati [HS 15] dan besi baja [HS 73].

Kendati demikian, Faisal masih memperkirakan neraca transaksi berjalan akan mencatat surplus kecil pada 2022.

"Kami mempertahankan ekspektasi kami bahwa surplus perdagangan ke depan cenderung menyusut karena impor akan mengikuti ekspor seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik," ujarnya.

Apalagi, kata dia, tren kenaikan sebagian besar harga komoditas sudah mulai mereda, di tengah kekhawatiran resesi global yang berujung pada stagflasi. Hal tersebut, dapat berisiko melemahnya kinerja ekspor pada semester II/2022.

"Secara keseluruhan, kami masih memperkirakan neraca transaksi berjalan tahun 2022 berpotensi mencatat surplus kecil sebesar 0,03 persen dari PDB [jika dibandigkan 0,28 persen dari PDB pada 2021]," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper