Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertemu Raja dan Putra Mahkota Arab Saudi, Biden Ingin Ada Pasokan Tambahan Minyak ke AS

Joe Bideng mengungkapkan Amerika Serikat meyakini bahwa Arab Saudi bakal mendorong anggota OPEC+ untuk menyepakati adanya peningkatan produksi yang signifikan ke depan.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Joe Biden berharap terjadi peningkatan pasokan minyak mentah yang signifikan dari Arab Saudi setelah dirinya melakukan pertemuan khusus dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud bersama dengan putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Kunjungan Biden itu tidak secara langsung menghasilkan perjanjian untuk peningkatan produksi, akan tetapi pemerintah Amerika Serikat menuturkan mereka yakin bahwa Riyadh bakal mendorong anggota OPEC+ untuk menyepakati adanya peningkatan produksi yang signifikan ke depan.

“Saya melakukan segala hal yang bisa saya lakukan untuk meningkatkan pasokan bagi Amerika Serikat yang mana saya harapkan akan terjadi,” kata Biden seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (16/7/2022).

Pertemuan Biden dengan penguasa Saudi di kota pelabuhan Jedah itu terlaksana setelah tingginya harga minyak mentah di pasar domestik. Hal itu memaksa Biden untuk menarik ulang sumpahnya yang terdahulu untuk mengisolasi Riyadh setelah insiden pembunuhan Kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi pada 2018 lalu.

Adapun harga gasolin masih tertahan di kisaran US$5 per galon di Amerika Serikat yang belakangan turut memicu ketidakpuasan menyusul periode pertengahan pemilihan umum di negara tersebut.

“Arab Saudi punya urgensi yang sama. Berdasarkan pembicaraan kami hari ini, saya pastikan kita akan melihat langkah selanjutnya pada beberapa minggu ke depan,” kata Biden.

Kunjungan Biden akan memulai pertemuan negara-negara OPEC dan sekutunya pada 3 Agustus mendatang, yang akan mengkalibrasi produksi pada September dan setelahnya menyusul kalender penting dalam pasar minyak mentah saat itu. Kendati demikian, dengan harga minyak jatuh dari posisi tertinggi sebelumnya yang dipengaruhi kekhawatiran resesi, proyeksi produksi masih dapat berubah ke depannya.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan keputusan pasokan akan berdasar pada penilaian yang masih berlangsung di pasar. Dia juga menegaskan, Arab Saudi bakal terus melanjutkan kerja sama dengan aliansi OPEC+ termasuk Rusia — yang pendapatannya ingin ditekan oleh Amerika Serikat akibat invasi mereka ke Ukraina.

“Kami mengkaji permintaan dan bekerja sama dengan produsen minyak lainnya di OPEC dan OPEC+ untuk memastikan kami memiliki pasokan yang cukup,” kata Adel.

Dia menegaskan kajian pasokan minyak mentah dari negara aliansi produsen itu berdasarkan pada fundamental pasar yang kuat.

“Kami mendasarkannya pada fundamental, bukan spekulasi, histeria atau bahkan geopolitik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper