Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juni 2022 tercatat US$21 miliar atau naik 12,87 persen dibandingkan Mei 2022 (month-to-month/mtm).
Jika dibandingkan pada Juni 2021 (year-on-year/yoy), nilai impor naik 21,98 persen yang sebelumnya mencapai US$17,2 miliar. Adapun, komposisi impor migas mencapai US$3,67 miliar, sedangkan impor nonmigas US$17,33 miliar pada Juni 2022
"Kenaikan terbesar impor [nonmigas], yaitu HS 84 mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya dan HS 72 besi dan baja," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis pers, Jumat (15/7/2022).
Margo mengatakan impor digunakan untuk konsumsi, bahan baku penolong, dan barang modal. Struktur impor menurut pengunaan barang, bahan baku penolong berkontribusi 77,2 persen, barang modal 14,6 persen, dan konsumsi 8,08 persen pada Juni 2022.
Menurutnya, lima negara terbesar penyumbang impor nonmigas terbesar berasal dari China, Jepang, Rusia, Argentina, dan Singapura sepanjang Juni 2022. Sebaliknya, penurunan impor disumbangkan oleh Kanada, India, Yordania, Arab Saudi, dan Italia.
Sepanjang semester I/2022, impor barang konsumsi naik 8,11 persen, bahan baku penolong tumbuh 30,41 persen, dan barang modal meningkat 24,98 persen yoy.
“Dengan mengimpor bahan baku tandanya ekonomi terus bergerak, tapi yang perlu diwaspadai adalah terkait dengan pelemahan nilai tukar supaya tidak terus meningkat sehingga tidak membebani para pelaku usaha,” tekannya.