Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Manufaktur Indonesia Kian Ekspansif, Ini Penyebabnya

Data Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia menunjukkan indikasi peningkatan industri pengolahan yang berada di atas level 50 atau fase ekspansi pada 2 kuartal terakhir 2022.
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah fenomena inflasi global, industri pengolahan Indonesia berhasil menunjukkan performa yang cukup apik sepanjang semester II/2022.

Data Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia (BI) teranyar menunjukkan indikasi peningkatan industri pengolahan yang berada di atas level 50 atau fase ekspansi pada 2 kuartal terakhir 2022.

BI mencatat PMI Indonesia pada kuartal II/2022 kian ekspansif sebesar 53,61 persen. Lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yakni 51,77 persen.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan peningkatan tersebut terjadi di seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi tercatat ada di 3 komponen utama.

"Antara lain, volume produksi, volume total pesanan, dan volume persediaan barang jadi," kata Erwin dalam siaran pers, Kamis (14/7/2022).

Pada kuartal II/2022, volume produksi tercatat meningkat dan berada pada level ekspansi dengan indeks sebesar 57,05 persen. Angka ini lebih tinggi dari 53,81 persen pada kuartal sebelumnya.

Di samping itu, indeks volume pesanan barang input tercatat sebesar 55,72 persen pada kuartal II/2022, lebih tinggi dibandingkan dengan 54,33 persen pada kuartal I/2022.

Peningkatan volume pesanan barang input terjadi pada sebagian subsektor, terutama subsektor kertas dan barang cetakan, alat angkut, mesin dan peralatannya, serta Logam dasar besi dan baja.

Sementara itu, indeks volume persediaan barang jadi menunjukkan peningkatan pada kuartal II/2022 tercatat sebesar 54,23 persen meningkat dari 53,59 persen pada kuartal sebelumnya.

Peningkatan volume persediaan barang jadi terjadi di sejumlah subsektor, antara lain logam dasar besi dan baja, semen dan barang galian nonlogam, serta pupuk, kimia dan barang dari karet.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper