Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pebisnis Tekstil Temui Mendag Zulkifli Hasan, Keran Impor TPT Bakal Ditutup?

Ketua Umum Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berkomitmen menutup keran impor TPT.
Pekerja meyelesaikan pembuatan pakaian di pabrik garmen PT Citra Abadi Sejati, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja meyelesaikan pembuatan pakaian di pabrik garmen PT Citra Abadi Sejati, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan Kementerian Perdagangan belum lama ini dikabarkan membahas perihal penutupan keran impor untuk melindungi produk dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berkomitmen menutup keran impor TPT setelah pembahasan tersebut.

"Pak Zulkifli Hasan sudah berkomitmen untuk menutup keran impor," ungkap Redma kepada Bisnis, Rabu (13/7/2022).

Lebih lanjut, Redma menjelaskan penutupan keran impor tersebut kemungkinan akan dilakukan secara parsial di industri TPT. Sebab, ujarnya, diperlukan waktu cukup lama jika harus mengubah regulasi terkait yang berlaku.

Perlu diketahui, regulasi yang dimaksud adalah Permendag No. 25/2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang dinilai oleh Redma menjadi pemicu utama industri TPT dalam negeri kembali dibanjiri produk impor.

Namun, tren tergerusnya pangsa pasar industri TPT nasional, yang didominasi oleh kegiatan ekspor, merupakan masalah klasik dan sudah berlangsung dalam kurun 12 tahun terakhir.

Menurut data Apsyfi, surplus neraca perdagangan TPT nasional menyusut tajam selama 12 tahun terakhir dari US$8 miliar menjadi sekitar US$3,2 miliar karena dampak dari barang impor.

Belakangan, barang-barang impor kembali menggerus pangsa pasar produk tekstil nasional yang berharap bisa meraup cuan dari momen dimulainya tahun ajaran baru sekolah.

Redma mengatakan pangsa pasar produk tekstil nasional untuk segmen seragam sekolah tergerus lebih dari separuh karena maraknya barang-barang impor yang beredar di Tanah Air.

Omzet pasar seragam sekolah di Indonesia sekitar 5 persen dari konsumsi tekstil nasional dalam 1 tahun. Dengan volume produk sekitar 100.000 ton.

Produk seragam sekolah mulai beredar di pasaran pada pengujung kuartal II/2022 atau menjelang dimulainya semester baru pada Juli 2022. Produk mulai beredar di pasaran pada akhir Juni 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper