Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilema Rencana Cukai Plastik dan Kertas Kemasan, Ekonom: Kembangkan Industri Daur Ulang

peralihan dari bahan plastik ke kertas kemasan juga tidak serta merta menjawab kegelisahan pemerintah atas isu lingkungan.
Kemasan plastik diganti dengan kardus. /IAMI
Kemasan plastik diganti dengan kardus. /IAMI

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan industri daur ulang plastik dinilai bisa menjadi jalan tengah atas perihal simalakama rencana pembatasan penggunaan plastik melalui cukai dan arah pemanfaatan kertas kemasan.

Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, selain relatif tidak menambah jumlah plastik yang beredar, industri daur ulang efisien bagi pelaku industri, khususnya makanan dan minuman (mamin).

"Kalau pemerintah mau mendorong kebijakan ramah lingkungan, untuk mengurangi pengurangan plastik, daur ulang kemasan plastik justru lebih efektif bagi lingkungan dan industri," kata Faisal kepada Bisnis, Selasa (12/7/2022).

Selain itu, keniscayaan bahwa harga produk akan naik jika rencana cukai terhadap plastik terealisasi membuat pemerintah mesti mengeluarkan kebijakan demi melindungi pelaku industri.

Dengan kata lain, sambungnya, mesti ada insentif yang bisa mendukung pelaku industri yang terpaksa merogoh kocek lebih dalam akibat peningkatan biaya produksi.

"Insentifnya, bisa lewat pemotongan pajak atau hal lain. Kalau tidak, industri bisa tutup atau mengalami penurunan penjualan akibat naiknya harga," kata Faisal.

Rencana pemerintah mengenakan cukai terhadap plastik dan adanya tanda-tanda pergeseran ke bahan kertas kemasan untuk keperluan industri ibarat buah simalakama.

Di satu sisi, pengenaan cukai terhadap bahan baku plastik memaksa pelaku industri, khususnya makanan dan minuman (mamin), untuk mau tidak mau menaikkan harga produk akhir.

Di sisi lain, peralihan dari bahan plastik ke kertas kemasan juga tidak serta merta menjawab kegelisahan pemerintah atas isu lingkungan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper