Bisnis.com, JAKARTA- Penjualan produk elektronik sejak pandemi Covid-19 belum pulih. Hal tersebut berdampak pada penurunan harga barang-barang elektronik, salah satunya TV LCD digital yang anjlok sebesar 5-10 persen di pasaran.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik Indonesia Oki Wijaya mengatakan penurunan tersebut dipengaruhi oleh rantai pasok yang belum normal. Dia menampik penurunan harga elektronik disebabkan depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
“Ada beberapa produk yang harga nya malah menurun, misalnya TV LCD digital harganya turun karena over-supply dari panel LCD di dunia saat ini. Seperti kita ketahui komponen harga panel LCD merupakan 60 persen dari harga produk jadi sebuah TV LCD,” ujar Oki kepada Bisnis, Selasa (12/7/2022).
Oki melanjutkan, penurunan harga juga dipengaruhi oleh permintaan masyarakat terhadap barang-barang elektronik yang masih rendah. Menurutnya, hal tersebut membuat sulit pedagang menaikkan harga produk-produknya.
“Sementara ini belum ada perubahan harga untuk barang-barang elektronika dan alat-alat rumah tangga, karena demand dan daya beli masyarakat juga belum pulih sejak pandemi Covid 19,” ungkap Oki.
Meski begitu, Oki mengakui bahwa beberapa produk elektronik yang lain mengalami kenaikan.
“Sebenarnya kenaikan harga barang jadi produk-produk elektronika lebih banyak diakibatkan oleh rantai pasok yang belum pulih dan dari kenaikan biaya logistik dan transportasi. Karena harga minyak bumi yang melonjak dibandingkan dengan perubahan nilai tukar,” ujar Oki tanpa merinci produk apa saja yang meroket.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (11/7/2022), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.975 per dollar AS. Pada perdagangan Rabu pekan lalu, rupiah bahkan sudah sempat menembus level Rp 15.000 per dollar AS.