Bisnis.com, JAKARTA – Program minyak goreng kemasan sederhana ‘Minyakita’ diharapkan bakal membuat minyak goreng kembali normal baik dari sisi pasokan dan harga yang terjangkau di masyarakat.
Ekonom dari Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan Minyakita yang dibanderol Rp14.000 per liter tersebut harus dipastikan bisa terdistribusi secara merata.
“Dari sisi distribusi, program Minyakita Rp14.000 yang perlu diperhatikan dipastikan bisa dengan cepat ke seluruh pelosok Indonesia. Tidak hanya di daerah-daerah tertentu saja, sehingga memenuhi aspek keadilan. Tidak ada kelangkaan. Itu perlu dipastikan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (5/7/2022).
Dia mengatakan pemerintah harus bisa juga memperbaiki rantai pasok dan tata niaga minyak goreng tersebut. Sebab, tanpa hal tersebut program tersebut akan seperti program-program pemerintah sebelumnya yang tidak memberi dampak pada kestabilan minyak goreng.
“Diharapkan jangan hanya sebuah slogan merek aja, hanya untuk mengalihkan masalah minyak goreng,” ucapnya.
Lebih lanjut, Heri juga meminta agar pemerintah untuk mengawasi pasokan domestic market obligation (DM0) produsen minyak sawit. Sebab, tanpa pasokan minyak sawit, minyak goreng yang harganya terjangkau sulit direalisasikan.
Baca Juga
“Minyakita atau apapun, tetap kembali pada pasokannya, selama bahan baku masalah tetap akan menjadi masalah,” imbuhnya.
Pemerintah lewat Kementerian Perdagangan akan merilis minyak goreng kemasan sederhana dengan merek ‘Minyakita’ pada besok, Rabu (6/6/2022).
Minyakita tersebut akan didstribusikan ke seluruh Indonesia dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp14.000 per liter. Pemerintah pun akan memberi insentif pada produsen minyak goreng agar harga Minyak Kita bisa sesuai HET hingga ke pelosok Papua.
"Minyakita akan segera beredar, besok sudah launching, insya Allah. Kemasan sederhana, harga tetap Rp14.000/liter," kata Zulhas kepada awak media di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (5/7/2022).
Sementara itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengatakan pemerintah akan memberikan insentif tambahan bagi pengusaha minyak goreng curah yang melakukan diatribusi ke wilayah timur Indonesia. Tujuannya untuk penyaluran yang merata dan sesuai HET.
Menurutnya, salah satu insentif yang bakal diterima produsen penyalur Minyakita adalah konversi ke hak ekspor. Insentif tersebut diberikan kepada produsen yang menyalurkan ke wilayah-wilayah yang harga minyak gorengnya masih di atas HET, terutama Indonesia wilayah timur.
Diantaranya, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Gorontali, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Kemudian, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat.
"Dari pengalaman sebelumnya ada beberapa daerah produsen minyak goreng ini terkonsentrasi di indonesia bagian barat, sebagian di Kalimantan, dan Sulawesi pun sedikit. Sehingga ada daerah yang sampai saat ini masih minimal sekali penyalurannya," katanya saat ditemui di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (5/7/2022).