Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil listrik Tesla Inc. mencatat penurunan produksi kuartalan pertama dalam dua tahun terakhir menyusul penutupan pabrik di Shanghai akibat Covid-19.
Dilansir Bloomberg, Tesla hanya memproduksi 254.695 kendaraan sepanjang kuartal II/2022, turun dari 310.048 dibandingkan kuartal sebalumnya (quarter-to-quarter/qtq), namun masih naik dari periode yang sama tahun 2021 sebesar 201.250.
Angka tersebut juga meleset dari rata-rata proyeksi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan pengiriman kendaraan Tesla mencapai 261.181.
Manajemen Tesla mengatakan perseroan kini tengah menghadapi tantangan rantai pasokan yang sedang berlangsung dan penutupan pabrik di luar kendali. Data pengiriman ini menjadi indikator yang diawasi ketat karena memberikan wawasan tentang kemungkinan kinerja keuangan pembuat mobil listrik.
Angka tersebut juga secara luas dilihat sebagai barometer untuk permintaan mobil listrik secara umum, karena perusahaan yang berbasis di Austin, Texas ini telah memimpin pasar untuk kendaraan bertenaga baterai.
Chief Executive Officer Elon Musk memperingatkan terhadap "kuartal yang sangat sulit" dalam memo internalnya. Tetapi penutupan pabrik Shanghai membuat tingkat realisasi produksi jauh di bawah ekspektasi perusahaan.
Baca Juga
Elon mengatakan awal tahun ini bahwa ia mengharapkan produksi pada kuartal ketiga dan keempat akan naik tajam. Ia juga mengatakan Tesla berada di jalur untuk memperluas produksi menjadi lebih dari 1,5 juta kendaraan tahun ini.
Tesla tidak membagi penjualan global berdasarkan geografi, tetapi AS dan China telah lama menjadi pasar terbesarnya. Perusahaan saat ini memproduksi mobil Model S, X, 3 dan Y dan memiliki rencana untuk memulai produksi pikap, semi truk, dan roadster.
Tesla akan melaporkan kinerja kuartal II/2022 pada 20 Juli mendatang. Sementara itu, Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Tesla akan diadakan pada 4 Agustus.
