Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemerintah akan terus berupaya menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester I/2022 akan mencapai kisaran 4,9 hingga 5,2 persen. Pertumbuhan yang tinggi pada periode tersebut mencerminkan momentum pemulihan ekonomi yang kuat, terutama didukung oleh mobilitas masyarakat yang meningkat tinggi.
Bahkan, pemulihan ekonomi diperkirakan tetap kuat pada semester II/2022 dengan proyeksi pertumbuhan yang mencapai kisaran 4,9 hingga 5,5 persen.
“Potensi dari penguatan ini menyebabkan outlook dari pemulihan ekonomi di 2022 sampai semester II masih diperkirakan menguat, yaitu antara 4,9 hingga 5,5 persen. kami prediksikan pertumbuhan 2022 ini masih dalam kisaran 4,9-5,4 persen,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Jumat (1/7/2022).
Sri Mulyani menjelaskan sumber pertumbuhan ekonomi tahun ini masih akan berasal dari sektor konsumsi masyarakat dan investasi.
Namun demikian, imbuhnya, kenaikan inflasi harus tetap diwaspadai karena berpotensi menggerus daya beli masyarakat.
Di samping itu, kenaikan beban bunga (cost of fund) juga berpotensi menghambat kinerja investasi ketika suku bunga acuan harus dinaikkan untuk merespons inflasi yang tinggi.
“Jadi dua sumber pertumbuhan ekonomi kita, konsumsi dan investasi bisa terpengaruh oleh kondisi yang sekarang ini sedang berjalan, yaitu kecenderungan inflasi tinggi dan menyebabkan suku bunga menjadi naik,” jelasnya.
Sri Mulyani juga memperkirakan tingkat inflasi hingga akhir tahun akan melebihi target pemerintah, yaitu mencapai kisaran 3,5 hingga 4,5 persen.