Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Undang Investasi G7, Jokowi: RI Butuh Rp444,96 Triliun untuk Transisi Energi

Presiden Jokowi mengajak negara G7 untuk menanamkan investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada High-level Dialogue on Global Development dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/6/2022). /Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada High-level Dialogue on Global Development dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/6/2022). /Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak para pemimpin negara G7 untuk menanamkan investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Jokowi menilai peluang investasi di sektor itu relatif menjanjikan dengan potensi energi bersih milik Indonesia yang besar.

Ajakan itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G7 sesi working lunch dengan topik perubahan iklim, energi, dan kesehatan di Elmau, Jerman, Senin (27/6/2022).

“Indonesia membutuhkan setidaknya US$25 hingga US$30 miliar [setara Rp444,96 triliun, kurs Rp14.832] untuk transisi energi delapan tahun ke depan. Transisi ini bisa kita optimalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, membuka peluang bisnis, dan membuka lapangan kerja baru,” kata Jokowi dikutip dari siaran pers, Selasa (28/6/2022).

Menurut Jokowi, Indonesia memiliki potensi besar untuk kontribusi energi bersih ke depan yang terkandung dari sumber daya di dalam perut bumi, darat dan laut. Hanya saja, dia menggarisbawahi Indonesia membutuhkan investasi besar dan teknologi rendah karbon untuk mendukung transisi menuju energi bersih yang cepat dan efektif tersebut.

Selain itu, dia juga menyinggung peluang investasi negara-negara G7 untuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium di Indonesia. Potensi pasar dari ekosistem kendaraan listrik itu belakangan menjadi konsen dari agenda Jokowi mempercepat proses peralihan menuju energi bersih atau nol emisi di dalam negeri.

“Terutama peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia, termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium,” kata dia.

Lebih lanjut, dia menyampaikan Indonesia dan juga negara-negara berkembang lainnya, berisiko menghadapi perubahan iklim karena berbasis kepulauan. Dengan demikian, dia meminta dukungan dari negara-negara G7 untuk mengembangkan ekosistem energi bersih di Indonesia.

“Dukungan semua negara G7 di Presidensi Indonesia di G20 sangat kami harapkan. Sampai bertemu di Bali. Terima kasih,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi atau EBTKE baru mencapai US$0,58 miliar atau 14 persen dari target 2022 yang dipatok sebesar US$3,98 miliar.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan rendahnya realisasi investasi itu disebabkan karena molornya pengesahan Peraturan Presiden (Perpres) tentang tarif pembelian tenaga listrik energi baru dan terbarukan (EBT) yang direncanakan rampung pada awal tahun ini.

Selain itu, Dadan menggarisbawahi, kebijakan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS Atap yang sempat terkendala turut memengaruhi capaian investasi yang relatif minim hingga pertengahan tahun ini.

“Dari target hampir US$4 miliar basisnya Perpres tentang tarif EBT bisa keluar di awal tahun juga kebijakan PLTS Atap bisa smooth berjalan,” kata Dadan saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (6/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper