Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Meroket, Suku Bunga Acuan Argentina Dikerek Jadi 52 Persen

Bank Sentral Argentina menaikkan suku bunga Leliq sebesar 300 basis poin.
Bendera Argentina/Istimewa
Bendera Argentina/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Argentina kembali menaikkan suku bunga acuannya untuk keenam kalinya menjadi 52 persen untuk memerangi inflasi yang melonjak.

Otoritas moneter menaikkan suku bunga Leliq sebesar 300 basis poin, menurut sebuah pernyataan. Bank sentral juga menaikkan suku bunga minimum deposito berjangka tetap untuk penabung menjadi 53 persen.

Langkah tersebut dilakukan dua hari setelah badan statistik Argentina mengumumkan inflasi tahunan berjalan pada level tertinggi selama 30 tahun sebesar 61 persen.

Apa yang disebut suku bunga positif adalah salah satu pilar kesepakatan Argentina senilai US$44 miliar dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

Melansir Bloomberg, Sabtu (25/6/2022), kenaikan suku bunga sepanjang tahun ini tidak membantu menjinakkan ekspektasi Argentina lantaran dampak eksternal pada harga pangan dan energi bersamaan dengan inflasi yang sudah tinggi, membuat ketidakpastian tetap tinggi.

Ekonom yang disurvei oleh bank sentral memperkirakan inflasi hampir 73 persen pada akhir tahun ini.

Dalam pernyataannya, otoritas moneter mengumumkan inflasi Mei sebesar 5,1 persen, menunjukkan perlambatan dari bulan sebelumnya.

"Bank sentral berharap bahwa angka inflasi bulanan akan terus turun secara bertahap," tambahnya.

Pejabat bank sentral menghadapi dua tantangan utama di paruh kedua tahun ini untuk mematuhi program IMF: membangun lebih banyak cadangan kas dan tetap berada dalam batasan pencetakan uang.

Ekonom juga melihat otoritas moneter mempercepat laju devaluasi terkontrol peso, atau pasak merangkak, di akhir tahun lantaran berfokus pada peningkatan cadangan, tradeoff yang berisiko memicu inflasi dalam waktu dekat.

Sementara itu dalam pernyataan terpisah, Kementerian Perekonomian Argentina menyatakan akan melanjutkan upayanya untuk mencoba menciptakan kondisi 'menarik' bagi investor dari utang lokalnya.

Utang terkait inflasi pemerintah dalam peso menghadapi aksi jual tajam pekan lalu karena investor semakin khawatir tentang kemampuannya membayar dengan harga naik 61 persen per tahun.

Pemerintah Argentina juga menerbitkan keputusan memperbarui anggaran tahunan untuk mencerminkan target dalam program IMF, seperti defisit fiskal primer pada minggu lalu.

Anggaran 2021 dibawa ke tahun ini setelah kongres menolak anggaran yang disusun pemerintah untuk 2022. Dekrit lain minggu lalu membahas segmentasi kenaikan harga untuk tagihan utilitas Argentina, bagian paling sensitif secara politik dari program IMF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper