Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Waktu Tempuh 6 Jam, Ini Progres Proyeknya

Saat ini konsep kereta semi cepat Jakarta–Surabaya tersebut sudah dibahas untuk melakukan finalisasi dengan dengan kajian kelayakan atau (feasibility study/FS).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi V DPR,  di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi V DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mulai membahas proyek kereta semi cepat Jakarta–Surabaya dengan Pemerintah Jepang. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah telah membahas skema pengerjaan proyek ini dan membaginya dalam dua tahap. Tahap pertama akan lebih dahulu dilakukan di Jakarta-Semarang. Setelah itu, berlanjut ke Semarang-Surabaya.

Dia menyebut, pemerintah mencoba membuat suatu lintasan yang lebih datar, lurus, dan tidak meliuk di Kota Jakarta hingga Surabaya. Kemudian juga akan menggunakan jalur layang atau elevated di kota-kota tertentu seperti di Cirebon dan Pekalongan, Semarang, dan kota lainnya sehingga persoalan lintasan sebidang dapat teratasi.

"Tercatat dari Jakarta-Surabaya itu hampir 800 lintasan sebidang resmi yang harus kita selesaikan. Jadi memang kalau bicara biaya belum bisa kita pastikan secara pasti," kata Menhub dikutip Jumat (24/6/2022).

Budi memastikan besaran biaya yang dibutuhkan baru dapat diketahui setelah studi kelayakan selesai dilakukan. Namun, dia menekankan bahwa proyek ini merupakan upaya realignmnent terhadap jalur yang ada.

Kendati begitu, Menteri yang kerap disapa BKS itu mengeklaim apabila proyek ini bisa berjalan dengan mulus, jarak Jakarta-Surabaya bisa ditempuh kurang dari 6 jam. Saat ini konsep kereta semi cepat Jakarta–Surabaya tersebut sudah dibahas untuk melakukan finalisasi dengan dengan kajian kelayakan atau (feasibility study/FS).

Budi memperkirakan kajian proyek tersebut akan berlangsung selama satu tahun atau maksimal dua tahun. Sementara waktu pelaksanaannya akan berlangsung kurang lebih dua sampai empat tahun.

"Dalam pendetailan studi kelayakan pemerintah akan mendalami persoalan realignment jalur kereta api," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper