Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamenkeu Tegaskan Indonesia Pantau Perkembangan Resesi AS

Suahasil menyampaikan, pihaknya akan terus memerhatikan kondisi ekonomi dunia, terutama negara dengan ekonomi terbesar seperti AS dan China.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam media briefing, Senin (12/10/2020)/Jaffry Prabu Prakoso-Bisnis.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam media briefing, Senin (12/10/2020)/Jaffry Prabu Prakoso-Bisnis.
Bisnis.com,  JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Indonesia Suahasil Nazara tidak berkomentar banyak saat ditanyai mengenai dampak resesi AS terhadap ekonomi Indonesia.

Suahasil menyampaikan, pihaknya akan terus memerhatikan kondisi ekonomi dunia, terutama negara dengan ekonomi terbesar seperti AS dan China.

"Tentu ya kondisi ekonomi dunia terus kita perhatikan, yang utama itu AS dan China. Ini kan langsung memengaruhi ekonomi seluruh dunia," kata Suahasil kepada awak media di Kompleks Parlemen, Selasa (21/6/2022).

Dia mengatakan, kondisi ekonomi di kedua negara tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, ekspor  dan juga berpengaruh terhadap pasar keuangan dunia.

Meskipun begitu adanya kondisi tersebut, kata Suahasil tidak terlalu memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kalau saya sampaikan lagi apa yang kita baca tahun depan pertumbuhan Indonesia mungkin akan ada di dlm kisaran 5,3 sampai 5,9 persen," ujar dia.

Sebagaimana diberitakan Bisnis sebelumnya, risiko terjadinya resesi ekonomi di AS semakin tinggi. Tingkat inflasi negara adidaya tersebut diperkirakan bakal sulit untuk dikembalikan ke level 2 persen dalam waktu singkat.

Presiden AS Joe Biden menyatakan, resesi ekonomi mungkin saja terjadi dan tak terhindarkan.

"AS dalam posisi yang lebih kuat daripada negara manapun di dunia untuk mengatasi inflasi, namun demikian resesi AS tidak bisa dihindari," kata Biden.
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia, tentunya resesi AS dapat memberikan efek rambatan kepada negara-negara lain terutama negara berkembang seperti Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper