Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenang! Sri Mulyani Bilang Ekonomi Indonesia Tetap Kuat Tahun Ini

Sri Mulyani melihat kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan masih tetap kuat pada tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam peringatan Hari Kartini bertema “Her Story” yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita KBRI Washington DC. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @smindrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam peringatan Hari Kartini bertema “Her Story” yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita KBRI Washington DC. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @smindrawati

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan terus mewaspadai dampak dari langkah pengetatan kebijakan moneter negara maju meski kondisi eksternal Indonesia diyakini masih terjaga cukup kuat.

Pada pertemuan FOMC bulan ini, bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed, memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau Federal Funds Rate (FFR) secara agresif sebesar 75 basis poin (bps).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa langkah pengetatan moneter the Fed untuk menahan gejolak inflasi di AS telah diantisipasi pemerintah sebelumnya.

"Kami di Kementerian Keuangan akan tetap menjaga supaya fundamental kita juga makin kuat, seperti ekspor yang membaik, kemudian investasi asing langsung [foreign direct investment/FDI] bisa masuk, pertumbuhan ekonomi kita menguat, stabilitas dan inflasi kita tetap baik," katanya, Kamis (16/6/2022).

Sri Mulyani menjelaskan, kenaikan harga komoditas global di satu sisi memberikan dampak positif bagi kinerja ekspor Indonesia, sehingga melanjutkan surplus neraca perdagangan dan memperkuat posisi cadangan devisa.

"Kalau Indonesia bisa menjaga itu maka Indonesia dalam posisi yang jauh lebih baik dan itu menyebabkan kita berbeda dengan negara-negara lain," jelasnya.

Dia mengtakan, banyak negara di dunia saat ini dihadapkan pada pertumbuhan ekonomi yang menurun, merosotnya nilai utang, dan kenaikan inflasi yang tinggi.

Suku bunga di sejumlah negara juga melonjak sangat tinggi dan menimbulkan perubahan risiko yang semakin besar bagi perekonomian mereka.

Namun demikian, imbuh Sri Mulyani, kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan masih tetap kuat pada tahun ini, dengan inflasi yang terjaga meski kenaikan harga komoditas global masih menjadi kondisi yang menantang.

"Nilai tukar kita tetap terjaga tadi dengan cadangan devisa dan dengan penerimaan ekspor kita yang cukup baik, mestinya kita bisa menjaga supaya pondasi perekonomian kita jauh lebih kuat dan siap," tutur Sri Mulyani.

Sebagai antisipasi ketidakpastian global yang tinggi, imbuhnya, pemerintah mengelola anggaran untuk membantu daya beli rakyat dan memulihkan ekonomi. Namun, di sisi lain pemerintah berupaya untuk mengurangi defisit.

"[Hal tersebut] penting dalam kondisi cost of fund akan naik dengan kenaikan suku bunga The Fed dan tren di European Central Bank juga hal yang sama, keniscayaan itu pasti terjadi," ucapnya.

Pemerintah kemudian mengurangi eksposur dari utang dengan menurunkan defisit. Sri Mulyani menambahkan, hal itu pun sejalan dengan konsolidasi fiskal, yakni menurunkan defisit APBN di bawah 3 persen pada tahun depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper