Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Naikkan Suku Bunga, Sri Mulyani Ungkap Dampaknya ke Indonesia

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengungkap dampak keputusan The Fed yang menaikkan suku bunga 75 basis poin terhadap perekonomian Indonesia.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak The Fed menaikkan suku bunga terhadap perekonomian Indonesia/Youtube Ministry of Finance Republic Indonesia
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak The Fed menaikkan suku bunga terhadap perekonomian Indonesia/Youtube Ministry of Finance Republic Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menaikkan suku bunga 75 basis poin terhadap perekonomian Indonesia dan dunia. 

Dia menyebut bahwa inflasi Amerika Serikat yang terus meningkat hingga Mei 2022 membuat pasar berekspektasi bahwa akan terdapat kenaikan suku bunga acuan. Menurutnya, pasar menanti-nanti keputusan The Fed untuk menentukan arah.

"Pernyataan The Fed harus segera melakukan langkah untuk menangani atau mengontrol inflasi itu, sebetulnya itu yang ditunggu-tunggu oleh market. Kemaren sudah di-deliver dengan 75 basis poin kenaikannya," ujar Sri Mulyani pada Kamis (16/6/2022).

Sri Mulyani menilai saat ini dunia menghadapi tekanan dari kenaikan berbagai harga, dari pangan hingga energi yang memberikan tekanan besar terhadap kondisi ekonomi. Setelah adanya keputusan The Fed, lanjutnya, berbagai negara termasuk Indonesia dapat menyiapkan antisipasi kebijakan dalam menjaga perekonomian.

Menurutnya, pemerintah membantu mengelola dengan menganggarkan untuk membantu daya beli rakyat dan memulihkan ekonomi. Namun, di sisi lain pemerintah berupaya untuk mengurangi defisit.

"[Hal tersebut] penting dalam kondisi cost of fund akan naik dengan kenaikan suku bunga The Fed dan tren di European Central Bank juga hal yang sama, keniscayaan itu pasti terjadi," ucapnya.

Pemerintah kemudian akan mengurangi eksposur dari utang dengan menurunkan defisit. Menurut Sri Mulyani, hal itu pun sejalan dengan konsolidasi fiskal, yakni menurunkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di bawah 3 persen pada tahun depan.

"Pendanaannya karena penerimaan cukup kuat dan Silpa cukup kuat itu bisa mengurangi issuance kita dari surat berharga. Sehingga, dengan kenaikan suku bunga, tetapi kemudian issuance kita lebih sedikit, kita berharap debt to GDP ratio bisa kita turunkan. Defisit turun, pembiayaannya menjadi turun, itu cara kita untuk mengamankan [keuangan negara]," ujarnya.

Dilansir dari Bloomberg, Bank Sentral Amerika Serikat The Fed resmi mengerek suku bunga acuan mereka 0,75 persen. Kenaikan suku bunga ini menjadi yang terbesar sejak 1994.

Kenaikan suku bunga acuan dalam jumlah besar ini sekaligus sinyal dari The Fed akan langkah agresif yang akan ditempuh untuk menahan inflasi di Amerika Serikat yang terus mendaki di luar perkirakan.

Langkah kenaikan suku bunga sebesar 0,75 persen ini membawa suku bunga The Fed dalam kisaran 1,5 persen dan 1,75 persen. Kenaikan suku bunga itu pun diperkirakan akan terus berlanjut menjadi 3,4 persen pada akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper