Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Restriksi Ekspor Global, Mana yang Paling Membatasi?

Setidaknya selama Mei 2022 terdapat 5 negara yang melakukan restriksi ekspor, mana saja?
Ilustrasi cpo./Bisnis
Ilustrasi cpo./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Krisis global yang terjadi karena berbagai hal memicu banyak negara untuk mengambil kebijakan restriksi ekspor untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan setidaknya sepanjang Mei 2022 terdapat lima negara yang telah melakukan kebijakan restriksi ekspor. Akibatnya, kebutuhan pangan Indonesia terganggu dan mempengaruhi neraca perdagangan Mei 2022.

“Tentu saja ini akan mempengaruhi terkait dengan neraca perdagangan kita,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto saat memaparkan Berita Resmi Statistik, Rabu (15/6/2022).

Jika dirinci, lima negara tersebut yakni Ukraina, Rusia, India, China, dan tentunya Indonesia sendiri.

China menjadi negara yang lebih dahulu menerapkan restriksi pelarangan ekspor pupuk sejak 24 September 2021 dan akan berlangsung hingga 31 Desember 2022.

Larangan ekspor pupuk juga dilakukan oleh Rusia sejak 4 Februari 2022 dan akan berlangsung hingga 31 Agustus 2022. Kondisi ini pun mempengaruhi pertanian Indonesia dan berujung pada naiknya harga pangan.

Selain pupuk, Rusia menerapkan restriksi pelarangan ekspor terhadap gandum, mesin, gandum hitam, barley, jagung, dan gula sejak 14 Maret 2022 hingga 30 Juni 2022. Larangan ekspor juga terjadi untuk komoditas biji bunga matahari (1 April-31 Agustus 2022) dan pupuk nitrogen (3 November 2021 – 31 Desember 2022).

Tak cukup hanya melakukan pelarangan ekspor, Rusia juga menerapkan restriksi terhadap pajak ekspor untuk gandum, barley, jagung, minyak bunga matahari dan makanan yang terbuat dari minyak bunga matahari hingga akhir tahun ini.

Negara yang tengah konflik dengan Rusia, yakni Ukraina pun terus menerapkan restriksi terhadap komoditas pangan.

“Kami catat di Ukraina ini terkait dengan restriksi izin ekspor untuk unggas, telur minyak bunga matahari, dan daging sapi, ini berlaku dari 6 Maret 2022 sampai 31 Desember 2022,” jelas Setianto.

Sementara itu, India yang tengah mengalami inflasi pada Mei 2022 sebesar 7,1 persen turut menerapkan larangan ekspor pada komoditas gandum. Inflasi tersebut menjadi kedua tertinggi pada Mei 2022 setelah Amerika Serikat sebesar 8,6 persen.

Indonesia juga ambil andil dalam pelarangan ekspor, yakni untuk komoditas crude palm oil (CPO) dan turunannya yang berlaku sejak 28 April 2022 hingga 23 Mei 2022. Pemerintah mengambil langkah tersebut dalam rangka membanjiri kebutuhan dalam negeri sehingga harga minyak goreng dapat kembali sesuai HET.

Alhasil dari kebijakan tersebut harga minyak goreng perlahan turun dan stok pun mulai banyak di pasaran. Data BPS menunjukkan pada Mei 2022 minyak goreng memiliki andil inflasi sebesar minus 0,01 persen atau mengalami deflasi. Sebelumnya pada April 2022 minyak goreng memiliki andil 0,19 persen terhadap inflasi domestik dan merupakan andil tertinggi.

Melihat data yang dipaparkan BPS, terlihat bahwa Rusia menjadi negara yang paling membatasi ekspor komoditasnya di tengah perang yang belum terlihat titik terang penyelesaiannya.

Sebelumnya pada awal Juni 2022 sudah ada 10 negara yang melakukan pembatasan ekspor pangan akibat perang Rusia-Ukraina. Presiden Joko Widodo menyampaikan terdapat 22 negara yang menetapkan kebijakan tersebut dan berharap Indonesia dapat mandiri pangan dan tidak ketergantungan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper