Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mempercepat distribusi ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), refined bleached deodorized palm oil (RBDPO), dan used cooking oil (UCO) ke Pakistan.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan program percepatan ekspor CPO dan minyak goreng sawit ke Pakistan tersebut dilaksanakan sejak 7 Juni 2022 sampai dengan 31 Juli 2022.
“Hal ini dalam rangka optimalisasi dan stabilisasi produksi dan rantai perdagangan CPO, RBDPO, dan UCO,” kata Agus seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (14/6/2022).
Program tersebut, jelas Agus, berlaku bagi seluruh eksportir dengan alokasi ekspor ditetapkan sebesar 1 juta ton, dan setiap eksportir yang mengikuti program diberikan alokasi paling sedikit 10 ton kelipatannya.
Salah satu langkah strategis yang akan dijalankan Indonesia adalah mengakselerasi perluasan pasar ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng sawit ke Pakistan.
Dia menilai, Pakistan merupakan negara tujuan potensial untuk komoditas sawit beserta turunannya menyusul dibukanya keran ekspor minyak goreng oleh pemerintah beberapa waktu lalu.
Sekadar informasi, total perdagangan kedua negara tercatat tumbuh positif sebesar 6,65 persen selama 2017-2021. Sejak 2021 dan 2022 berjalan, perdagangan kedua negara tumbuh sebesar 41,77 persen.
Pada 2021, total perdagangan bilateral mencapai US$3,9 miliar dengan total ekspor senilai US$3,8 miliar dan impor dari Pakistan sebesar US$185 juta. Keduanya didominasi oleh kontribusi sektor nonmigas
"Minyak sawit dan minyak sawit mentah adalah produk dengan potensi ekspor terbesar dari Indonesia ke Pakistan,” ujar Agus.