Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Dampak Penyesuaian Tarif Listrik hingga Inflasi Lampaui 4 Persen

Aturan kenaikan tarif listrik bagi lima golongan menjadi salah satu berita pilihan yang diulas secara komprehensif di Bisnisindonesia.id. Selain berita tersebut, beberapa isu lainnya ikut diangkat, mulai dari strategi pabrikan baja menangkap peluang pasar, taipan di industri gula, hingga inflasi. 
Petugas Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Cawang PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat melakukan pemeriksaan rutin panel di Gardu Induk 150 KV Mampang Dua, Jakarta./Antara
Petugas Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Cawang PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat melakukan pemeriksaan rutin panel di Gardu Induk 150 KV Mampang Dua, Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah resmi menyesuaikan tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga berdaya 3.500 volt ampere (VA) ke atas. Kebijakan ini berdampak pada melonggarnya kompensasi yang harus ditanggung pemerintah. 

Aturan kenaikan tarif listrik bagi lima golongan menjadi salah satu berita pilihan yang diulas secara komprehensif di Bisnisindonesia.id. Selain berita tersebut, beberapa isu lainnya ikut diangkat, mulai dari strategi pabrikan baja menangkap peluang pasar, taipan di industri gula, hingga inflasi. 

1. Menghitung Dampak dari Penyesuaian Tarif Listrik si Kaya

Pemerintah secara resmi menyesuaikan tarif listrik bagi golongan rumah tangga dengan daya terpasang 3.500 volt ampere (VA) ke atas mulai 1 Juli 2022. Meski hanya terdampak pada 2,5 persen pelanggan PT PLN (Persero), namun kebijakan ini mampu menghemat kompensasi hingga triliunan rupiah. 

Rencana penyesuaian tarif (tariff adjustment) telah disuarakan pemerintah sejak akhir 2021. Hingga awal tahun ini, belum ada titik terang dari langkah tersebut. Pada beberapa pekan terakhir, isu ini kembali mengemuka hingga ditetapkan subsidi akan dicabut untuk  golongan rumah tangga kaya dan pemerintah. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menjelaskan bahwa penyesuaian tarif dikenakan pada kelompok rumah tangga R2 dengan daya 3.500 VA - 5.500 VA dan R3 yakni pengguna daya 6600 VA. Selain itu, penyesuaian juga berlaku bagi golongan pemerintah yakni P1 hingga P3.

Sejuah mana dampak terhadap inflasi dan keuangan PLN?

2. Tiga Strategi Pabrikan Baja Menangkap Peluang Pasar

Di tengah dampak pandemi Covid-19 yang masih terasa, PT Gunung Raja Paksi Tbk membenamkan investasi baru senilai Rp1 triliun untuk pemanfaatan mesin Light Section Mill (LSM). Dinamika di pasar domestik maupun ekspor membuka peluang ekspansi.

Penggunaan mesin LSM Gunung Raja Paksi di Cikarang, Jawab Barat, diresmikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kamis (9/6/2022), bersama Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk Abednedju Giovano Warani Sangkaeng. Mesin LSM baru tersebut akan menambah kapasitas produksi baja GRP sebesar 500.000 ton per tahun. 

Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menyampaikan bahwa penambahan investasi Rp1 triliun tersebut merupakan upaya perusahaan untuk menambah kapasitas produksi menjadi 500.000 metrik ton dengan teknologi terbaru dan pemakaian energi yang efisien.

Apa strategi pabrikan untuk menangkap peluang pasar global?

3. Ada Konglomerasi Taipan di Industri Gula Nasional

Lima pabrik produsen gula pendatang baru membentuk Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo). Salah satu di antaranya merupakan milik konglomerasi besar dalam negeri. 

Kelima anggota asosiasi tersebut adalah PT Pratama Nusantara Sakti, PT Rejoso Manis Indo, PT Kebun Tebu Mas, PT Muria Sumba Manis dan PT Prima Alam Gemilang.

PT Pratama Nusantara Sakti tidak lain merupakan perusahaan gabungan tiga konglomerasi besar di Indonesia. Mereka adalah Djarum Group, Wings Group, dan CP Group. Konsorsium mengelola perkebunan tebu seluas 29,92 hektare area di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. 

Perusahaan perkebunan tebu ini diketahui memanfaatkan lahan rawa. Pengembangan lahan rawa menjadi perkebunan tebu dilakukan pada 2017 dengan nilai investasi sebesar Rp4 triliun. Dana segar tersebut mengucur dalam tiga tahap hingga 2020. Bagaimana gurita bisnis para taipan tersebut?

4. Menyambut Inflasi Lampaui 4 Persen, Siap-Siap!

Gejolak geopolitik di awal tahun memberi dampak cukup signifikan bagi negara penghasil komoditas fosil. Negara-negara produsen minyak misalnya, diperkirakan kian mendapat keuntungan besar dari pembelian komoditas global tersebut di tengah kondisi ekonomi saat ini. 

Mereka yang dulu dikenal dengan julukan negeri petrodolar, karena masuknya devisa dolar atas pembelian minyak, bisa mencetak keuntungan dari langkanya pasokan minyak dunia di tengah permintaan yang tidak berkurang.

Julukan negeri petrodolar selama ini ditujukan kepada negara Timur Tengah bagian Teluk seperti Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Kuwait, UAE dan Oman. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, Brunei bisa digolongkan juga sebagai negeri petrodolar.

Kondisi global yang terjadi saat ini membuat harga minyak melonjak. Pada Selasa (31/5/2022) pagi WIB saja, harga minyak dunia tercatat menembus US$121 per barel. Angka tersebut merupakan level tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Apa yang mendorong lonjakan harga minyak dunia saat ini? 

5. Momentum Kuat Pertumbuhan Kartu Kredit

Melonggarnya aktivitas masyarakat seiring terkendalinya pandemi Covid-19 diperkirakan bakal mendorong pertumbuhan outstanding pinjaman kartu kredit pada 2022. Kondisi ini diyakini para bankir akan menjadi momentum perbaikan bisnis kartu kredit.

Berkaca pada Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan (SPIP) yang dirilis Bank Indonesia (BI), pandemi Covid-19 telah memukul kinerja volume serta nilai transaksi kartu kredit sepanjang tahun 2020 – 2021.

Pada 2018 dan 2019, volume transaksi kartu kredit masing-masing sebesar 338 juta serta 349 juta transaksi, sedangkan nilai transaksi mencapai Rp314 triliun dan Rp342 triliun. Namun, pada 2021 realisasinya turun menjadi 281,9 juta transaksi dengan nilai Rp244 triliun.

Seiring melandainya pandemi Covid-19 pada 2022, volume dan nilai transaksi kartu kredit kini menunjukkan geliat perbaikan. Hingga maret 2022, total volume transaksi kartu kredit bank tumbuh 22,01 persen secara year-on-year (YoY) menjadi 80,80 juta transaksi.

Pada saat bersamaan, nilai transaksi kartu kredit turut meningkat sebesar 25,42 persen YoY menuju Rp71,31 triliun di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Selain itu, tren positif tersebut juga tecermin dari nilai outstanding pinjaman 4 bank besar di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper