Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) meyakini dapat merasakan nikmatnya periode peak season sepanjang tahun ini secara lengkap. Setelah berhasil meraup hasil yang cukup memuaskan pada momentum Idulfitri lalu, kini maskapai pelat merah tersebut segera mencicipi kue pada musim haji.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menilai musim haji 1443/2022 memiliki makna penting bagi masyarakat yang telah menantikan perjalanan ini selama dua tahun lamanya akibat tertahan oleh pandemi Covid-19. Oleh karena itu, perseroaan tak akan ketinggalan untuk memberikan layanan terbaik, baik mulai dari sebelum penerbangan maupun hingga tiba kembali di Tanah Air.
Tercatat, emiten berkode saham GIAA akan memberangkatkan sebanyak 47.915 jemaah haji tahun ini yang terbagi menjadi 128 kelompok terbang (kloter).
Mereka akan diberangkatkan dari 9 (sembilan) embarkasi, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok. Dalam Musim Haji kali ini, Garuda Indonesia akan mengoperasikan 7 (tujuh) armada wide body, yang terdiri dari 4 pesawat B777-300ER, 1 pesawat A330-300, dan 2 pesawat A330-900neo.
“Tentunya musim haji yang terlaksana akan berdampak kepada Garuda. Namun dibandingkan dengan sebelum pandemi, saat ini kami hanya melayani kuota sebesar 50 persen dari normal karena batasan dari Pemerintah Arab Saudi,” ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (3/6/2022).
Garuda pun berharap adanya koordinasi yang intensif dengan berbagai pemangku kepentingan supaya penerbangan haji pada tahun dapat berjalan lancar, tepat waktu, dan mampu memberikan kenyamanan kepada seluruh jemaah.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief pun meminta seluruh Kantor Wilayah Kemenag Provinsi untuk mempersiapkan kesiapan bandara dan menyiapkan embarkasi asrama haji jelang musim keberangkatan jemaah haji.
Dia menjelaskan aturan bahwa satu embarkasi asrama haji harus memiliki minimal 4.000 jemaah haji. Bila kurang dari 4.000, maka belum bisa dijadikan embarkasi.
“Menurut peraturan yang kita miliki satu embarkasi kalau minimal jemaahnya 4.000. Kalau kurang dari 3.000 tidak boleh menjadi embarkasi," terangnya.
Meski demikian, ia mengatakan Kemenag akan membuat peraturan baru pemanfaatan embarkasi sebagai pengecualian karena masih di tengah pandemi. Terlebih, ada kaitannya pula dengan jumlah jemaah haji yang berbeda-beda.
"Karena kami akan menghitung juga kalau jemaah Aceh harus ke Medan atau jemaah Sumbar seperti apa? Karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak, kalau di Surabaya saya kira amanlah, tinggal nanti hal-hal teknis lainya saya kira bisa dikroscek lagi," jelasnya.
Adapun, Indonesia resmi mendapatkan jumlah kuota haji pada 2022 mencapai 100.051 jemaah. Pemberangkatan kloter pertama jemaah haji akan berlangsung pada 4 Juni 2022.