Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku obat (BBO) impor bisa berkurang drastis dari 90 persen menjadi 20 persen dalam kurun 4 tahun, tepatnya pada 2026.
Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir mengatakan pemerintah sudah memiliki peta jalan untuk pembuatan sebanyak 24 BBO agar dapat diproduksi di dalam negeri. Dari 24 BBO, sebanyak 12 di antaranya sudah berhasil diproduksi.
Langkah tersebut dilakukan berdasarkan amanat Inpres No. 2/2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi.
"Dengan adanya model yang seperti ini, Indonesia bisa mengurangi kebergantungan terhadap BBO impor dari 90 persen menjadi 20 persen," ujar Honesti ketika ditemui dalam acara peresmian pabrik BBO Kimia Farma di Cikarang, Kamis (2/6/2022).
Kendati demikian, Indonesia memerlukan waktu serta investasi yang tidak kecil untuk sepenuhnya melepaskan Industri farmasi Tanah Air dari BBO impor. Sebab, kata Honesti, diperlukan perbaikan terhadap industri hulu kimia dasar.
Selain itu, dia menyebut upaya meningkatkan produksi BBO di dalam negeri oleh industri kesehatan di Indonesia dinilai cukup komplikatif.
Honesti mengatakan industri farmasi Tanah Air harus dilakukan penyesuaian untuk memastikan formula komposisi antara BBO lokal dan impor similar.
Namun, dengan berbagai macam regulasi yang akan disesuaikan nantinya terkait dengan perihal tersebut, dia optimistis industri farmasi lokal bisa berproduksi lebih cepat dan bersaing dengan produk impor.
"Dengan regulasi yang sudah disusun, industri BBO dalam negeri bisa mandiri dan mendukung program pemerintah menjaga ketahanan kesehatan nasional," ujarnya.