Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tumbuh pada kisaran 5,3 hingga 5,9 persen pada 2023.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan terutama akan didorong oleh 3 sektor, di antaranya konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor.
“Target pertumbuhan dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga mudah-mudahan bisa tumbuh 4,9 hingga 5,5 persen dan investasi diperkirakan tumbuh 6,1 hingga 6,7 persen,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (31/5/2022).
Suharso menjelaskan, peningkatan investasi akan didorong oleh tren investasi hijau yang diperkirakan semakin menguat pada tahun depan siring dengan adanya komitmen global untuk mencapai pembangunan rendah karbon.
Di samping itu, investasi skala besar yang menyerap banyak tenaga kerja juga diperkirakan meningkat tinggi pada 2023.
Lebih lanjut, Suharso mengatakan investasi akan didorong oleh pengintegrasian sistem perizinan di tingkat pusat dengan sistem One Single Submission-Risk Based Approach (OSS-RBA) dan implementasi sistem perizinan melalui sistem OSS di daerah.
Suharso menambahkan, kinerja ekspor pun akan melanjutkan tren pertumbuhan yang kuat pada kisaran 6,8 hingga 8 persen, sejalan dengan pemulihan permintaan global dan optimisme pemulihan ekonomi.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun depan dengan mempertimbangkan potensi ekonomi domestik yang masih tinggi hingga potensi risiko ketidakpastian global yang juga relatif tinggi.
"Dari sisi domestik, kami memandang bahwa prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (31/5/2022).
Berkaca pada efek dari periode commodity boom pada 2011 dan 2021, Sri Mulyani menyampaikan bahwa investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan, terutama dalam memanfaatkan harga komoditas yang tinggi serta akselerasi transformasi ekonomi.
Kemudian dari sisi investasi publik, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan mendorong investasi sekaligus menstimulasi aktivitas investasi sektor swasta di masa depan.
"Membaiknya intermediasi sektor keuangan yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan kredit perbankan juga turut mendukung aktivitas investasi," ujar dia.