Bisnis.com, JAKARTA - Kejadian banjir pesisir atau banjir rob dapat menjadi ancaman serius bagi kegiatan ekonomi masyarakat, khususnya untuk masyarakat yang bermukim di daerah pesisir.
Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga mengatakan banjir rob yang semakin sering terjadi dan berlangsung beberapa hari telah melumpuhkan kegiatan perekonomian di seluruh kawasan pesisir.
Menurutnya, terhentinya berbagai aktivitas perekonomian akibat banjir rob, akan merugikan semua pihak baik masyarakat pesisir, para pekerja yang tidak bisa beraktivitas, hingga berhentinya kegiatan logistik.
"Kerugian perekonomian yang besar ditambah kerusakan lingkungan pesisir yang juga merugikan lebih besar harusnya menjadikan kondisi darurat pesisir yang perlu segera urgensi diatasi dan dimitigasi," kata Nirwono kepada Bisnis, Senin (30/5/2022).
Yoga menuturkan revisi tata ruang kota atau kabupaten pesisir diperlukan sebagai salah satu bentuk mitigasi bencana banjir rob. Reformasi manajemen air dan badan air seperti regenerasi sungai; revitalisasi situ, danau, embung, waduk dan rehabilitasi saluran air kota turut diperlukan.
Di samping itu, tindakan urgensi yang perlu dilakukan pemerintah adalah restorasi kawasan pesisir membebaskan bangunan dan permukiman minimal selebar 500 meter ke arah daratan dan reforestasi menjadi hutan bakau, mangrove, pantai sebagai benteng alami terhadap banjir rob dibandingkan dengan membangun tanggul.
Baca Juga
"Relokasi warga pesisir ke hunian baru yang lebih layak huni, bebas banjir rob, bisa berupa rusun atau kampung susun dekat pantai atau hunian tapak agak jauh dari pantai," ujarnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah merilis peringatan terkait dengan potensi banjir pesisir atau banjir rob di wilayah pesisir yang akan terjadi mulai dari 30 Mei sampai dengan 7 Juni 2022.
Dikutip dari keterangan resmi BMKG, Senin (30/5/2022) disebutkan bahwa adanya fase bulan baru pada 30 Mei 2022 berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut.
Berdasarkan pantauan data water level & prediksi pasang surut, rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia.
"Potensi banjir rob diprediksi berlangsung dengan waktu yang berbeda di tiap wilayah. Kondisi itu secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat," demikian keterangan BMKG, dikutip dari akun Twitter resmi @InfoHumasBMKG, Senin (30/5/2022).
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari informasi resmi BMKG. Adapun, untuk wilayah yang berpotensi mengalami banjir menurut BMKG pada 30 Mei-7 Juni adalah sebagai berikut:
1. Aceh
2. Sumut
3. Sumbar
4. Lampung
5. Babel
6. Banten
7. DKI Jakarta
8. Jabar
9. Jateng
10. Jatim
11. Bali
12. Kalbar
13. Kalsel
14. Kaltim
15. Maluku.