Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk bisa meningkatkan kinerja produksinya.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan perubahan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menggenjot produksi migas di dalam negeri.
"Kalau dari sisi operasional ya diharapkan dari KKKS lebih intensif menambah program kerja dan mempercepat realisasi program-program kerja yang sudah disetujui untuk meningkatkan produksi," kata Julius kepada Bisnis, Senin (30/5/2022).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya masih masih membahas publikasi-publikasi analis terkait dengan pergerakan harga minyak dunia.
Dwi mengatakan, perkiraan ICP pada 2023 masih berada rata-rata di atas US$70 per barel. Perkiraan itu, kata dia, belakangan bakal ikut menaikkan target penerimaan dari sektor hulu Migas pada tahun depan.
Di sisi lain, Dwi meyakini bahwa torehan lifting migas pada tahun depan bakal naik signifikan seiring dengan stabilnya harga minyak mentah dunia di posisi yang tinggi. Dia menambahkan, situasi keekonomian dari KKKS belakangan sudah lebih agresif dengan realisasi eksplorasi yang naik tajam pada tahun ini.
“Dengan harga tinggi itu, KKKS sangat antusias untuk melakukan kegiatan yang lebih banyak seperti ngebor saja tahun lalu itu 240 sumur tahun ini itu paling tidak kita akan lihat di atas 790 sumur. Tetapi, setelah ngebor ini ada pipa flow line-nya yang segala macam yang reaksinya tidak bisa cepat,” tuturnya.