Bisnis.com, JAKARTA - Tren kinerja industri alat berat Tanah Air masih berada di jalur positif menjelang paruh pertama 2022 berakhir. Kondisi tersebut dipicu oleh permintaan dari sektor pertambangan, khususnya batu bara.
Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Jamaludin mengatakan terdapat sekitar 2.100 unit alat berat yang akan diproduksi sepanjang kuartal II/2022. Hampir sama dengan kuartal sebelumnya, yakni 2.113 unit.
Perhitungan belum selesai. Namun, perkiraan produksi di kuartal II/2022 kurang lebih sama dengan kuartal I/2022," kata Jamaludin, Senin (30/5/2022).
Artinya, produksi keseluruhan alat berat pada semester I/2022 kemungkinan besar berada di kisaran 4.200 unit. Naik sekitar 67 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mana terdapat 2.823 unit alat berat.
Target produksi alat berat tahun ini pun naik dari target awal, yakni 10.000 unit. Tahun lalu, Hinabi menargetkan produksi alat berat di dalam negeri pada 2022 sebanyak 8.000 unit.
Perubahan tersebut dikatakan dipengaruhi oleh kondisi permintaan di sektor tambang, terutama batu bara yang berpotensi terus melonjak seiring dengan gejolak geopolitik global.
Baca Juga
Rencana Uni Eropa melakukan embargo terhadap komoditas batu bara Rusia mulai pertengahan Agustus 2022 dinilai memungkinkan RI mengambil alih posisi sebagai pemasok utama.
Hal tersebut masuk akal. Sebab, RI merupakan produsen batu bara terbesar di dunia. Kendati memiliki cadangan di bawah Rusia dan Amerika Serikat, yakni 38,84 miliar ton.
Dari sisi industri alat berat, indikasinya dapat dilihat dari pangsa produksi hingga April 2022 yang didominasi oleh alat berat jenis hydraulic excavator sekitar 45 persen dari total market size 7.100 unit.
Hydraulic excavator merupakan jenis alat berat yang digunakan untuk keperluan di sektor pertambangan, seperti batu bara dan mineral nikel.
Pada kuartal I/2022, hydraulic excavator juga mendominasi produksi dengan kontribusi sebesar 1.814 unit. Sisanya, produksi di industri alat berat disumbangkan oleh motor grader 29 unit, bulldozer 205 unit, dan dump truck 65 unit.
Untuk diketahui, produksi alat berat sepanjang tahun lalu mencapai 6.740 unit atau tumbuh 96,67 persen dari capaian 2020 yang hanya 3.427 unit saja.