Bisnis.com, JAKARTA – India masuk dalam empat besar pemasok gula bagi Indonesia meski tidak sebanyak Thailand, Brasil, dan Australia. Keputusan India untuk membatasi ekspor gula tentu akan berdampak pada harga gula global dan nasional.
Bukan tanpa sebab, India berupaya untuk memastikan stok yang memadai sebelum musim giling gula berikutnya yang dimulai pada Oktober. Maka dari itu, Pemerintah India berencana membatasi ekspor gula sebanyak 10 juta ton untuk tahun pemasaran yang berlangsung hingga September, menurut sumber Bloomberg, Selasa (24/5/2022).
CEO PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau SugarCo Aris Tohar menyampaikan kondisi tersebut akan berdampak pada harga gula nasional namun tidak akan signifikan. Sementara harga gula yang baru kembali stabil setelah melonjak dua bulan terakhir terpaksa akan berada di bayang-bayang kenaikan lagi.
“Pasti terdampak walaupun sedikit Jika memang nantinya ada kenaikan harga, gak terlalu besar juga karena sekarang musim giling, tidak tahu kalau tahun depan, kalau tahun ini gak terdampak, gula untuk supply di pasar domestik sudah cukup,” jelas Aris, Jumat (27/5/2022).
Indonesia bergantung setidaknya 60 persen terhadap bahan baku gula impor. Sementara kebutuhan impor gula saat ini sebesar 4 juta ton.
Thailand menjadi pemasok utama sekitar 60 persen atau sekitar 2,4 juta ton. Sementara India sebanyak 619.904,1 ton atau 11,2 persen dari total impor pada 2020.
Baca Juga
“Kalau Indonesia sih karena ketergantungan Thailand artinya kita supply atau impor masih akan cukup. Mungkin pengaruhnya cuma ke harga saja,” lanjut Aris.
Per hari ini, Jumat, 27 Mei 2022, harga gula lokal cukup stabil secara nasional di posisi Rp14.850 per kilogram sedangkan gula pasir premium Rp16.050 per kilogram. Meskipun belum sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp13.500 per kilogram untuk gula lokal, namun harga sudah mulai turun perlahan.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah Redjalam menyampaikan Adanya proteksionisme dari suatu negara tentunya akan memberikan dampak besar maupun kecil.
Indonesia yang bergantung pada ekspor sudah pasti akan terkena dampak dari India yang melakukan pembatasan ekspor gula. Tahun lalu, India diketahui menjadi negara pemasok gula terbesar setelah Brasil.
“Kalau di harga global naik karena pembatasan supply, besar kecilnya mungkin itu tidak terlalu signifikan tapi tetap akan berdampak ke kita. Kalau sudah terjadi dorongan harga kenaikan global, pasti akan terjadi kenaikan harga dalam negeri,” jelas Piter.
Proteksionisme yang dilakukan India menjadi bukti terganggunya pasar global akibat perang Rusia dan Ukraina. India berusaha untuk memenuhi bahan bakar yang bersumber dari bahan baku gula yang diubah menjadi etanol. Hal ini pun jelas bila India membatasi ekspor untuk pemenuhan dalam negeri.