Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Listrik Naik, PLN Bukukan Laba Bersih Rp13,17 triliun pada 2021

Berkat transformasi yang dilakukan, PT PLN (Persero) berhasil membukukan laba bersih Rp13,17 triliun (audited) pada 2021.
Kantor pusat PLN./Istimewa
Kantor pusat PLN./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) berhasil meraup laba bersih Rp13,17 triliun (audited) pada 2021, lebih tinggi dibanding laba bersih 2020 sebesar Rp5,99 triliun.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pencapaian tersebut diraih berkat efisiensi dan inovasi di berbagai lini bisnis melalui program transformasi yang sejalan dengan gerakan transformasi BUMN sejak April 2020.

“PLN menjalankan transformasi yang membuat perusahaan makin sehat, bisa bergerak lebih lincah dalam menjalankan mandat negara untuk memberikan pelayanan kelistrikan kepada pelanggan dan mampu merespons secara lebih trengginas berbagai peluang bisnis. Dampaknya sangat positif terhadap kinerja perseroan,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (24/5/2022).

Darmawan menambahkan transformasi berhasil meningkatkan penjualan tenaga listrik tahun 2021 sebesar 5,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya meskipun Indonesia terdampak pandemi luar biasa yang mengakibatkan ekonomi melambat.

Pertumbuhan listrik yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69 persen menjadi bukti keberhasilan inovasi dan efisiensi sehingga penjualan listrik meningkat sebesar Rp13,96 triliun menjadi Rp288,86 triliun.

“Ini menunjukkan PLN sebagai jantungnya Indonesia benar-benar semakin sehat. Ekonomi tumbuh, dan listrik mampu tumbuh lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi makin berkualitas, dan PLN siap menopang kebutuhan listriknya,” tambah Darmawan.

Berkat transformasi yang dijalankan tersebut, PLN juga membukukan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) tahun lalu Rp89,17 triliun naik 2,9 persen dari EBITDA 2020 Rp86,69 triliun.

Langkah tersebut juga diikuti dengan pengendalian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik melalui efisiensi biaya operasi, manajemen pinjaman yang proaktif, konsolidasi proses bisnis dan perbaikan layanan pelanggan, serta digitalisasi proses bisnis dimulai dari hulu ke hilir antara lain digitalisasi pembangkit, transmisi, dan distribusi serta pengadaan berbasis digital.

“Dengan langkah-langkah tersebut, BPP listrik berhasil diturunkan sebesar Rp15/kWh, dari Rp1.348/kWh pada tahun 2020 menjadi Rp1.333/kWh pada tahun 2021,” papar Darmawan. 

PLN juga berhasil mempercepat pelunasan pinjaman sebesar Rp52,48 triliun dalam 2 tahun terakhir sehingga menurunkan outstanding pinjaman secara signifikan.

“Langkah-langkah yang kami lakukan tersebut mampu mengurangi tekanan keuangan perseroan di 2021 sehingga beban keuangan turun Rp7,04 triliun atau 25,7 persen dibandingkan tahun 2020,” tambahnya.

Selain itu, jumlah pelanggan bertambah dari 79,0 juta pada 2020, menjadi 82,5 juta pelanggan pada tahun 2021. Hal tersebut juga sejalan dengan bertambahnya daya tersambung pelanggan dari 143.159 Mega Volt Ampere (MVA) pada 2020, menjadi 151.985 MVA pada 2021.

Sepanjang tahun 2021, PLN berhasil melistriki 491 desa terpencil yang sebelumnya belum berlistrik. Hal ini meningkatkan rasio elektrifikasi dari sebelumnya 99,2 persen pada 2020 menjadi 99,4 persen pada 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper