Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi tahun ini akan mengalami kenaikan di atas target yang telah ditetapkan sebelumnya pada rentang 2-4 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih berlanjut sejalan dengan meningkatnya harga komoditas global.
“Secara keseluruhan memang kami perkirakan inflasi ini kemungkinan sedikit di atas 4 persen, tapi tidak jauh di atas 4 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (24/5/2022).
Perry menjelaskan, tekanan inflasi ke depan akan sangat bergantung pada respons kebijakan pemerintah terhadap kenaikan harga komoditas global.
Oleh karena itu, imbuhnya, langkah pemerintah dalam menambah anggaran subsidi energi dan perlindungan sosial guna menjaga daya beli masyarakat patut diapresiasi.
Langkah pemerintah tersebut dapat meredam gejolak dari tekanan inflasi yang diperkirakan meningkat tinggi.
Baca Juga
“Dengan ini, tentu saja kenaikan harga komoditas global, dampaknya terhadap harga di dalam negeri lebih terkendali,” katanya.
Perry menambahkan, BI akan terus mewaspadai dampak dari kenaikan hara komoditas terhadap peningkatan ekspektasi inflasi dan menempuh langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terkendalinya stabilitas inflasi ke depan.
“BI akan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah guna menjaga inflasi IHK dalam kisaran sasarannya yaitu 3±1 persen,” tuturnya.