Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melihat adanya risiko pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat pada tahun ini, terutama disebabkan oleh perang Rusia dan Ukraina yang terus berlanjut.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan ketegangan geopolitik di Eropa Timur yang masih berlangsung saat ini menyebabkan berlanjutnya gangguan pada mata rantai pasokan global.
Kondisi ini akan mengurangi volume perdagangan dunia sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara global.
“Sementara itu, ketegangan geopolitik berdampak pada pelemahan pertumbuhan di berbagai negara. Eropa yang paling terdampak langsung karena kedekatan transaksi maupun geografis dari Eropa dengan Rusia dan Ukraina,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (24/5/2022).
Di samping dampak dari perang Rusia Ukraina, perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terjadi di China karena kasus Covid-19 yang meningkat dan dampak dari kebijakan zero lockdown.
“Keseluruhan kami perkirakan pertumbuhan ekonomi global yang semula 3,5 pada 2022, ada risiko untuk turun jadi 3,4 persen pada 2022,” jelasnya.
Baca Juga
Adapun, pada Rapat Dewan Gubernur 23 dan 24 Mei 2022, BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen.
Keputusan ini kata Perry sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.