Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menargetkan penambahan sebanyak 1,5 juta pelaku Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) sampai dengan 2024.
Target tersebut sesuai dengan Perpres No. 2/2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional yang mematok pertumbuhan wirausaha sebanyak 3,95 persen dari total penduduk hingga 2024.
"Tingkat kewirausahaan Indonesia saat ini masih berkisar 3,47 persen dari total penduduk. Diperlukan lebih banyak IKM yang bisa naik kelas," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang via siaran pers seperti dikutip Selasa (24/5/2022).
Strategi Kemenperin untuk merealisasikan target tersebut, diantaranya melanjutkan program penumbuhan wirausaha baru (WUB) dan program penguatan daya saing IKM/sentra IKM meliputi WUB di daerah Tertinggal, Terluar dan Terdepan (3T).
Upaya itu sesuai dengan Inpres No. 1/2021 tentang Daerah Perbatasan Negara di Aruk, Motaain dan Skouw serta Inpres No. 9/2021 tentang Percepatan Pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Penumbuhan wirausaha baru juga dilakukan melalui program Santripreneur di pondok-pondok pesantren, serta sinergitas antar kementerian/lembaga dengan Pengembangan Akselerasi Startup berbasis Teknologi.
Akselerasi startup tersebut bertujuan menghasilkan wirausaha modern, sustainable, dan dapat menjadi role model bagi pelaku IKM lainnya untuk terus melakukan inovasi dalam pengembangan usahanya
Sementara itu, program penguatan daya saing IKM/sentra IKM dilakukan dengan penguatan akuntabilitas IKM untuk mengakses sejumlah hal, seperti permodalan, penyiapan material center, restrukturisasi mesin/peralatan, fasilitasi permesinan.
Kemudian, pembangunan dan revitalisasi sentra, penguatan UPT, peningkatan pemasaran melalui e-Smart IKM, pameran, kemitraan dengan industri besar, BUMN maupun pelaku sektor ekonomi lain, pengembangan produk melalui diversifikasi produk dan sertifikasi, serta layanan HKI dan kemasan produk IKM.