Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asyik Utang Luar Negeri RI Turun pada Kuartal I/2022, Berikut Pemicunya

Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal I/2022 adalah sebesar US$411,5 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada kuartal sebelumnya sebesar US$415,7 miliar.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan pada kuartal I/2022.

Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal I/2022 adalah sebesar US$411,5 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada kuartal sebelumnya sebesar US$415,7 miliar.

Jumlah ULN tersebut mengalami kontraksi sebesar 1,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 0,3 persen yoy.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan sektor swasta.

“Posisi ULN Pemerintah pada kuartal I/2022 sebesar US$196,2 miliar, menurun dari posisi kuartal sebelumnya sebesar US$200,2 miliar,” katanya dalam siaran pers, Kamis (19/5/2022).

ULN pemerintah tersebut mengalami kontraksi sebesar 3,4 persen yoy, lebih dalam dari kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 3,0 persen yoy.

Erwin menjelaskan, penurunan terjadi seiring dengan jatuh temponya beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN), baik SBN domestik maupun SBN valas.

Selain itu, penurunan terjadi karena adanya pelunasan neto atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2022, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral.

Volatilitas di pasar keuangan global pun cenderung tinggi sehingga turut berpengaruh pada perpindahan investasi pada SBN domestik ke instrumen lain, sehingga mengurangi porsi kepemilikan investor nonresiden pada SBN domestik.

Sementara itu, posisi ULN swasta pada kuartal I/2022 tercatat sebesar US$206,4 miliar, terkontraksi 1,8 persen yoy, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 0,6 persen yoy.

Kontraksi disebabkan oleh pembayaran pinjaman luar negeri dan surat utang yang jatuh tempo selama kuartal I 2022 sehingga ULN lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan terkontraksi masing-masing sebesar 5,1 persen yoy dan 1,0 persen yoy.

“Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 76,6 persen dari total ULN swasta,” kata Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper