Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik mencatat ekspor nonmigas menyumbang 94,75 persen dari total ekspor pada April 2022. Nilai ekspor pada April sendiri mencapai US$27,32 miliar atau naik 3,11 persen (month-to-month) dibandingkan dengan periode Maret 2022.
Nilai ekspor non migas ini jika dibanding pada periode yang sama tahun tercatat melonjak 47,76 persen (year-on-year/yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan ekspor pada bulan April rinciannya komoditas nomigasnya yakni ada pertanian, kehutanan dan perikanan. Kemudian industri pengolahan dan pertambangan dan lainnya.
“Secara mtm ada sektor pertambangan yang mengalami peningkatan sebesar 18,58 persen. Hal itu dikarenakan kenaikan komoditas batu bara, harganya meningkat namun volumenya turun yakni 9,46 persen,” ujar Margo dalam siaran pers virtual, Selasa (17/5/2022).
Bahan bakar mineral (HS 27) pada April dibanding Maret ini terjadi penambahan ekspor US$642,8 juta. Kemudian diikuti HS 26, yakni biji perak dan abu terjadi penambahan ekspor US$345 juta, kemudian HS72 besi dan baja mencapai US$301,7 juta. Diikuti HS 80 di April terjadi penambahan ekspor sebesar US$99 juta dan HS 28 juga terjadi penambahan ekspor sebesar US$91,5 juta.
Selain itu ada biji tembaga, harganya turun tapi secara volume meningkat 45,20 persen. Kemudian satu sektor lagi yakni migas naik 2,01 persen secara mtm disebabkan oleh peningkatan hasil minyak. Di mana volumenya pada April meningkat dibanding Maret 2022.
Baca Juga
Margo melanjutkan, sektor yang mengalami penurunan adalah sektor pertanian. Secara mtm turun 8,42 persen. Hal Ini disebabkan penurunan ekspor kopi dan buah-buahan.
“Di industri pengolahan juga mengalami penurunan secara mtm sebesar 0,89 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan ekspor barang perhiasan dan barang berharga serta nikel,” ungkapnya.